General Manager Bandara Adisutjipto Angkasa Pura 1 Agus Pandu Wijaya mengatakan balon udara tersebut tertangkap mata pilot sejak tanggal 5 hingga 13 Juni 2019.
"Ada 24 penglihatan balon udara. Sekali penglihatan, jumlahnya balon udaranya lebih dari satu buah," kata Pandu saat penutupan posko terpadu monitoring Lebaran 2019 di Bandara Adisucipto Yogyakarta, Kamis 13 Juni 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Balon udara yang terlihat berukuran besar berdiameter lebih dari 10 meter. Balon ini terbang di ketinggian 27 ribu-30 ribu kaki (9-10 kilometer).
"Balon ini terbang bebas di jalur penerbangan kami. Banyak yang terlihat di sisi utara dari wilayah Wonosobo,"kata Pandu.
Salah satu balon udara tersebut jatuh di atas tiang listrik bertegangan tinggi di wilayah Sendangadi, Mlati Sleman pada Rabu malam, 12 Juni 2019. Balon tersebut menyebabkan trafo meledak dan membuat listrik padam selama beberapa jam. Balon ini sudah di simpan di Polsek Mlati untuk diusut lebih lanjut.
"Balon udara yang jatuh diameternya sekitar 15 meter. Besar sekali,"kata dia.
Pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan dan mengimbau masyarakat tidak menerbangkan balon udara secara ilegal. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2015 mengatur syarat penerbangan balon udara.
Dimensi balon udara maksimal bertinggi tujuh meter dengan diameter empat meter. Balon udara tidak boleh diterbangkan di atas ketinggia 150 meter dan harus ditambatkan minimal tiga tali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)
