Kabid Kesenian, Sejarah dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Mareta Dinar, mengatakan ribuan penari itu akan menarikan Gambyong Pareanom. Tari itu dipilih bukan tanpa alasan.
"Sebab Tari Gambyong termasuk tarian Jawa Klasik yang asal mulanya juga dari Solo," kata Mareta Dinar, Jumat, 27 April 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sedangkan ribuan penarinya, lanjut Mareta, melibatkan generasi-generasi muda. Selain menjaga tari tradisional, pertunjukan sekaligus memperkuat kecintaan para generasi muda pada kekayaan budaya.
"Pesertanya ada yang dari siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta beberapa sanggar tari di Solo," beber dia.
Mareta berharap, perayaan Hari Tari Sedunia yang melibatkan 5 ribu penari mampu menembus rekor MURI. "Pada saat acara kami undang pihak MURI. Semoga bisa memecahkan rekor," kata dia.
Guna kelancaran pertunjukan, Dinas Perhubungan Kota Surakarta akan merekayasa lalu lintas. Dishub akan mensterilisasi jalur mulai dari Bundaran Gladag hingga simpang Novotel. Lantaran bertepatan dengan hari bebas kendaraan, sterilisasi akan lebih mudah dilakukan.
"Jumat pagi kita tutup jalan satu jam untuk latihan atau gladi. Minggu paginya kita sterilisasi jalur untuk pertunjukan 5 ribu penari," ujar Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Ari Wibowo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)