"Semangat dan komitmen tidak cukup. Bersatu, jadi salah satu kunci menggapai cita-cita yang mulia untuk bangsa Indonesia," kata Rudiantara dalam upacara bertema 'Pembangunan Sumber Daya Manusia, Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia di Era Digital'.
Ia mengungkapkan, Presiden Soekarno pada 1952, pernah mengatakan, bangsa Indonesia saat ini memiliki naluri ingin merdeka dan hidup berharkat. Kemudian, hal itu diterjemahkan ke dalam kesatuan serta gotong royong yang menjadi salah satu modal nasionalisme.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Bukan semata senjata, dengan keterbatasan kondisi saat itu, mereka (bangsa Indonesia dahulu) hidup dengan semangat nasionalisme meskipun belum sepenuhnya bisa mewujudkan cita-cita," kata dia.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini berkomitmen membangun kualitas sumber daya manusia. Hal ini dilakukan dengan membangunkan ekonomi, dan diikuti kapasitas manusia.
Menurut dia, keberhasilan membangun sumber daya manusia yang unggul bisa membuat maju bangsa Indonesia. "Oleh karena itu, semangat nasionalisme kebangkitan nasional harus dimaknai dengan upaya penyadaran, masyarakat Indonesia harus mengembangkan diri dan mengambil peluang di era digital," ujarnya.
Ia menambahkan, pembangunan SDM tak bisa dikembangkan tanpa kualitas yang merata. Pembangunan SDM, ujarnya, juga perlu didasarkan pada pemerataan dan kewilayahan.
"Tapi akhir-akhir ini ada kekuatan yang berupaya merongrong kesatuan atas persatuan yang sudah ada. Bangsa Indonesia perlu menjaga diri dan persatuan bangsa ini," katanya.
Dalam upacara itu, hadir sejumlah pejabat di lingkungan Pemda DIY, mulai dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X; Sekretaris Daerah DIY, Gatot Saptadi, serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)