Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Marjono menjelaskan jumlah korban wisatawan terbilang banyak. Dalam dua hari terakhir, Sabtu-Minggu (23-24 Juni 2018) ada sebanyak 23 wisatawan tersengat ubur-ubur.
Menurut dia, anak-anak lebih banyak menjadi korban. Setidaknya, pagi ini sudah dua anak yang menjadi korban.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Hewan ini menarik anak-anak karena warnanya biru, jadi menggugah keinginannya untuk menjadikan mainan," kata dia pada Senin, 25 Juni 2018.
Selain anak-anak, korban remaja hingga dewasa juga ada. Kebanyakan, wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Kukup dan Pantai Indrayanti.
Para korban tersebut kemudian ditangani tim kesehatan dengan membasuh air tawar dan memberikan amoniak alkohol.
"Jumlah korban ini bisa bertambah karena liburan sekolah masih berjalan," ujarnya.
Selain liburan sekolah, kebaradaan ubur-ubur di kawasan pantai selatan juga masih terjadi pada bulan Juli hingga awal Agustus. Hal tersebut juga tergantung pada cuaca di perairan Samudera Hindia.
Marjono menambahkan, jajarannya terus mengingatkan wisatawan di pantai selatan menghindari ubur-ubur. Selain menggunakan pengeras suara, juga papan pengumuman di sejumlah titik kumpul wisatawan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Priyanta Madya, mengatakan petugas kesehatan di sejumlah Puskesmas terus siaga untuk mengantisipasi korban sengatan ubur-ubur yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Sebab, dampak sengatan hewan tersebut bisa membuat korban hingga pingsan.
"Kami siapkan obat-obatan untuk itu. Sebisa mungkin kulit yang tersengat dan luka jangan dibasuh air dingin agar tidak memperburuk kondisi luka," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)
