Pintu masuk berdiri kokoh di antara reruntuhan bangunan di Dusun Menggale, Lombok Utara, akibat rentetan gempa mengguncang, MI - Susanto
Pintu masuk berdiri kokoh di antara reruntuhan bangunan di Dusun Menggale, Lombok Utara, akibat rentetan gempa mengguncang, MI - Susanto (Agus Utantoro)

UGM Bangun Hunian Transisi untuk Korban Gempa di Lombok

Gempa Lombok
Agus Utantoro • 28 Agustus 2018 13:19
Yogyakarta: Ribuan rumah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, rusak setelah rentetan gempa mengguncang. Lantaran itu, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Kementerian Perhubungan pun bekerja sama untuk membangun hunian transisi menuju permanen (huntrap) di sejumlah desa.
 
Kerja sama itu sebagai bentuk merehabilitasi dan merekonstruksi kondisi Lombok. Kerusakan mengakibatkan banyak warga yang kehilangan tempat tinggal.
 
Dekan Fakultas Teknik UGM Nizam mengatakan proses pembangunan hunian cepat. Namun pondasinya kuat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Prinsipnya adalah membuat hunian transisi yang cepat tapi kuat sekaligus bisa dikembangkan menjadi hunian tetap, menjadi rumah tumbuh," kata Nizam.
 
Setelah bencana, ujar Nizam, tahap berikutnya adalah merumahkan kembali para korban yang mengungsi. Sebab, banyak rumah yang runtuh setelah guncangan. 
 
"Untuk membangun kembali rumah yang roboh perlu waktu yang tidak pendek, sementara kebutuhan hunian tidak bisa lama menunggu, belum lagi bila musim hujan datang," terang Nizam.
 
Tim dari UGM, lanjut Nizam, mengembangkan konsep huntrap. Pembangunan tiap unit membutuhkan waktu kurang lebih dua hari.
 
Huntrap, ungkap Nizam, menjadi solusi yang efektif untuk mempercepat proses rehabilitasi. Solusi itu muncul sesuai pengalaman gempa yang melanda wilayah DI Yogyakarta pada 2006. 
 
Hunian dirancang dengan struktur rangka baja yang tersedia cukup banyak di pasar. Yaitu dua baja baja canal CNP 100 ber-SNI yang ditangkupkan menjadi box. Kemudian, baja dirangka menjadi balok dan kolom dengan modul sekitar 3 meter.
 
Proses pembangunan hunian percontohan akan dimulai pada Selasa 28 Agustus 2018 di lokasi mahasiswa dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) Peduli Bencana UGM di Desa Gumantar. Pembangunan juga dilakukan di dua desa di Lombok Utara. 
 
Pengerjaannya dilakukan bersama masyarakat melalui konsep pemberdayaan serta dengan menggerakkan ekonomi setempat. Pembangunan mendapat dukungan dari Katgama, DERU, relawan mahasiswa, dan dosen Fakultas Teknik UGM.
 
"Besok mulai kita kerjakan pembuatan beberapa percontohan untuk melatih tukang-tukang setempat. Targetnya tanggal 9 September nanti akan diresmikan oleh Menteri Perhubungan," imbuh Nizam.
 
Usai melakukan inisiasi pembangunan hunian percontohan, tim FT UGM bekerja sama dengan Kemenhub akan membangun huntrap di Desa Karang Pangsor yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Pemenang, Lombok Utara. Secara keseluruhan, jumlah hunian yang akan dibangun pada tahap ini sekitar 25 rumah.
 
Selain merancang huntrap, tim relawan dari Fakultas Teknik bersama Kementerian PUPR sebelumnya juga telah membangun beberapa unit rumah instan sederhana sehat (Risha) serta fasilitas MCK di desa-desa yang terdampak gempa. Pembangunan Risha sendiri merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dalam pelaksanaannya melibatkan dosen, mahasiswa, serta alumni Fakultas Teknik UGM dari Prodi Teknik Sipil, serta arsitektur. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif