Ia menyebut ada banyak potensi hutan yang bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat. "Ulat sutera misalnya, ini ada ribuan titik yang bisa dikembangkan," ujar Jokowi saat membuka Festival Kelompok Petani Hutan (KPH) Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di kawasan Hutan Pinus Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 28 September 2018.
Tak hanya itu, ada juga kayu sebagai tanaman hutan, madu, hingga kayu putih. Salah satu kayu yang bisa dikembangkan dan cepat panen yakni sengon. Tanaman sengon, katanya, bisa empat hingga lima tahun bisa dipanen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jokowi menilai, beragam potensi itu harus dikembangkan lebih luas. "Perusahaan juga punya tanggung jawab pada masyarakat. Aktivitas ekspor harus banyak melibatkan masyarakat. Ajari mereka menanam sengon dan akasia," ujarnya.
Ia menegaskan, industri kehutanan sangat luas. Ia tak menampik pengembangan industri kehutanan harus melibatkan banyak pihak.
"Perbankan harus berani memberikan pinjaman modal. Menterinya harus berani memberikan konsesi kalau itu produktif. Industri mau menampung kayu rakyat dari tanaman. Kalau tidak, KPH-KPH itu apa," ungkapnya.
Fendi Hartono, salah satu pengusaha ekspor hasil hutan, mengatakan bisa mengekspor 40-50 kontainer dalam sebulan. Sejak perusahaannya berdiri telah melibatkan kelompok petani untuk bekerja sama menanam bibit kayu sengon.
"Sejak dua tahun terakhir mulai menanam sendiri. Ada yang bekerja sama dengan rakyat. Pasarnya sangat besar," ucapnya.
Ashari, seorang petani hutan di Bantul, mengakui kawasan hutan bisa menambah penghasilan warga. Namun, masih ada kendala dalam pengembangannya. "Pengembangan lahannya ada, tapi kesulitan air," ujarnya di hadapan Presiden Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)