Sulikah merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Bisnis yang dijalankan Sulikah adalah pembuatan makanan ringan. Itu seperti kue keciput dan keripik asinan. Di bulan Ramadan seperti saat ini, pesanan keciput dan asinan naik empat kali lipat.
Sulikah mengungkapkan, jika hari-hari biasa dalam sehari hanya menghabiskan 50 kilogram tepung ketan untuk dibuat keciput. Namun, saat ini dalam sehari mampu menghabiskan 200 kilogram tepung ketan. Tak pelak, jumlah pekerja yang diperkerjakan pun bertambah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kalau hari-hari biasa ada 10 orang yang bekerja, tapi kalau puasa ini ada 20 orang. Semunya tetangga rumah, ada yang dikerjakan disini ada yang dibawa pulang kerumahnya,” kata Sulikah, Minggu, 20 Mei 2018.

Keciput dan keripik asinan buatan Sulikah diberi label Lala Jaya. Pangsa pasar keciput Sulikah tidak hanya di wilayah Kabupaten Jepara. Tapi sudah tembus hingga luar daerah. Itu seperti di Magelang dan Jogja.
“Penjualannya, pedagang-pedagang yang datang ke seni mengambil. Terus dijual ke pasar-pasar di Jepara dan dikirim ke laur daerah,” ungkap Sulikah.
Di saat banyak pesanan seperti saat ini, Sulikah mengeluhkan harga wijen dan telur yang tidak stabil. Harga wijen bahkan terus naik. Begitu juga harga telur yang naik turun sewaktu-waktu.
“Harga wijen sekarang naik menjadi Rp765 ribu per karung isi 25 kilogram, sedangkan harga telur naik menjadi Rp230 ribu per kotak,” pungkas Sulikah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)