Suasana diskusi Tol Trans Jawa di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu 27 Februari 2019. Medcom.id/Budi Arista Romadhoni
Suasana diskusi Tol Trans Jawa di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu 27 Februari 2019. Medcom.id/Budi Arista Romadhoni (Budi Arista Romadhoni)

Jasa Marga Menombok walau Tarif Tol TransJawa Tinggi

infrastruktur jalan tol transjawa
Budi Arista Romadhoni • 27 Februari 2019 20:46
Semarang: Tarif tol TransJawa masih dianggap mahal sebagian pengguna mobil pribadi maupun penyedia jasa angkutan. Sementara, wacana penurunan tarif jalan tol belum bisa terealisasi karena penyesuaian tarif masih dikaji pemerintah.
 
AVP Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Irra Susiyanti mengatakan pihaknya telah mengupayakan penyesuaian tarif sebagai badan usaha jalan tol. Jasa Marga telah memberikan diskon 15 persen untuk pengendara.
 
Irra mengaku Jasa Marga masih menombok biaya investasi walau tarif dinilai kemahalan. Sebab, pembangunan Tol TransJawa dibiayai investor dan bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Biaya pengoperasionalnya sangat besar. Semua yang bangun investor, sudah ada hitung-hitungannya," katanya saat diskusi Tol Trans Jawa dengan Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jateng (FWPJT) di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Rabu, 27 Februari 2019.
 
Direktur Utama Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto mencontohkan Tol Semarang-Batang yang baru break even point (BEP) atau balik modal setelah 13-15 tahun. Dana talangan pembayaran tanah yang dikeluarkan perusahaan baru dibayarkan pemerintah Rp4 triliun dari Rp5,6 triliun.
 
"Tiap bulan pemasukan kami adalah Rp30 miliar per bulan, tapi kami harus membayar bunga bank Rp52 miliar per bulan, belum pokoknya. Semuanya, ditanggung investor," katanya.
 
Ketua Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Jawa Tengah Ngargono menyayangkan tarif jalan tol yang mahal dan menjadikan jalan tersebut sepi.
 
"Sayang, kalau jalan tol dibangun dengan biaya besar tapi yang lewat sedikit. Kami lihat pemakainya semakin sedikit, dari mobil pribadi, apalagi truk lebih jarang. Apakah jalan tol ini cuma akan jadi monumen?" ujarnya.
 
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Cabang Tanjung Emas Semarang Supriyono segendang dengan Ngargono dan menyebut tarif tol membuat sopir truk menghitung kembali biaya perjalanan yang harus dikeluarkan.
 
"Kalau alasan kami tidak lewat tol, yang kami pertimbangkan pertama tarif, kami serahkan kepada pelanggan. Kebanyakan kami lewat jalan nasional, kecuali daerah tertentu yang mewajibkan kita lewat tol," tandasnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SUR)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif