Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Bambang Tri Budi mengungkapkan sejumlah kecamatan yang terdampak banjir yang mengalami kerugian besar. Ia menyebut Kecamatan Galur diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp1,8 miliar akibat lahan pertanian seluas 235 hektare gagal panen akibat banjir.
Selain itu, lanjutnya, Kecamatan Panjatan mengalami kerugian sekitar Rp1,677 miliar akibat lahan seluas 375,5 hektar juga terdampak banjir dan mengalami gagal panen. "Total nilai kerugian tadi masih sementara, masih banyak tanaman padi tergenang air dan mengalami puso," ujar Bambang saat dihubungi pada Kamis, 14 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kepala Seksi Produkai Tanaman Pangan Bidang Tanan Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Kulon Progo, Wazan Mudzakir menyatakan banjir besar dan merendam lahan pertanian luas terjadi pada 28 November 2017. Saat itu, banjir menggenangi lahan pertanian seluas 1.568,10 hektar. Sehari berselang, lahan pertanian tergenang banjir berkurang menjadi 1.463,20 hektar.
Pada 4 Desember 2017, lanjutnya, luas lahan pertanian yang masih tergenang banjir sekitar 551 hektar. "Lahan pertanian di Kecamatan Galur dan Panjatan paling menjadi perhatian dinas karena jika hujan intensitas tinggi rawan terendam banjir," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, pada musim hujan kali ini ada lahan pertanian delapan kecamatan di Kulon Progo yang terendam banjir. Sejumlah kecamatan itu diantaranya Galur dan Panjatan yang mengalami gagal panen. Sementara, di Kecamatan Lendah, lahan pertanian seluas 324,75 hektar tidak mengalami puso.
Wazan menambahkan, perkiraan kerugian itu belum termasuk pada kerusakan insfrastruktur pertanian, seperti saluran irigasi. Menurutnya, kerugian jaringan pertanian menjadi tanggung jawab Bidang Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKPK) serta diinventarisasi BPBD Kulon Progo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)