"Di Desa Winduasri dan Windu Sakti,” kata relawan bencana, Fajar Adi Widiarso, Jumat, 23 Februari 2018.
Fajar menjelaskan, banjir merendam rumah warga sejak Kamis, 22 Februari, sekitar pukul 14.00 WIB. Banjir, tutur Fajar, diduga berawal dari munculnya tujuh sumber air di beberapa lokasi kemudian menyebabkan banjir yang bercampur lumpur dan material lain berupa ranting kayu dari hutan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mata air yang tiba-tiba menyembur itu, kata Fajar, mengeluarkan air cukup deras. Satu rumah dikabarkan roboh diserbu banjir lumpur.
Tidak hanya merusak rumah warga, banjir juga merusak akses jalan. Sehingga proses evakusasi warga sulit dilakukan. Para relawan membantu warga menyusuri jalan yang terputus ke pengungsian.
"Jalannya terputus dan jembatan juga amblas, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan sama sekali. Bahkan pejalan kaki pun tidak bisa,” tambah Fajar.
Anggota DPRD Kabupaten Brebes, Sukirso, merinci sebanyak 650 warga telah mengungsi ke Balai Desa Windusakti, 75 warga di Balai Desa Winduasri, dan sisanya mengungsi ke keluarga terdekat.
“Tadi kami sudah memberikan bantuan logistik berupa paket makanan untuk para korban baik untuk warga Desa Capar maupun korban longsor Desa Pasirpanjang,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Akibat banjir bandang, Desa Capar terisolir dan aktifitas warga lumpuh. Sementara ini, bantuan logistik dipusatkan di posko bencana longsor Desa Pasirpanjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)