Massa aksi yang mengatasnamakan Gerakan 1 Mei itu menuntut penurunan harga BBM, perbaikan upah pekerja, cabut Perpres 20/2018 tentang Tenaga Kerja Asing, hingga menyinggung Sultan Ground dan Pakualaman Ground, serta pencabutan nota kesepahaman perbantuan TNI ke Polri.
Suasana mulai panas ketika massa membakar ban dan simpang tiga diblokir untuk semua akses seluruh kendaraan. Kemudian terjadi pelemparan bom molotov ke pos polisi yang berada di sisi utara pertigaan UIN Sunan Kalijaga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Massa aksi yangg saat ini diamankan sebanyak 69 orang, 59 laki-laki, 10 perempuan," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto pada Selasa malam, 1 Mei 2018.
Ia mengatakan rencana demonstrasi itu tidak menyampaikan pemberitahuan ke kepolisian setempat. "Aksi mengakibatkan pos polisi lalu lintas yg ada di pertigaan UIN di bakar oleh peserta aksi. Massa aksi sudah menyiapkan molotov," kata dia.
Kapolda DIY, Brigadir Jenderal Ahmad Dofiri juga menyatakan sebagian besar yang ditangkap berstatus mahasiswa dengan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). "Tapi ada juga yang ngaku mahasiswa tapi tak bisa menunjukkan KTM," kata dia.
Ia menyayangkan aksi demonstrasi yang berujung anarkis itu. Ia menyatakan polisi akan menyidik sejumlah orang yang telah ditangkap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)