Ketua Panitia Pasar Imlek Semawis Kota Semarang, Harjanto Halim, tema itu sebagai cara untuk mendorong kiprah anak muda keturunan Tionghoa di Nusantara. Terlebih, sudah banyak anak muda Tionghoa yang terlibat dalam kegiatan pengamanan negara.
"Ini yang kami harapkan, harus jadi Indonesia, bisa menerima, bisa berkumpul, bisa menikmati," kata Harjanto ditemui di Semarang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Etnis Tionghoa dapat berbaur dengan masyarakat Indonesia lain, utamanya di Jawa. Walau berasal dari nenek moyang di Tiongkok, mereka, ungkap Harjanto, tetaplah warga Indonesia.
''Kami ingin melestarikan dan mengembangkan warisan budaya pasar yang disebut 29-meh. Tidak kalah penting, juga menjaga kawasan cagar budaya di Pecinan,'' ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Sosial Boen Hian Tong menyebut tahun baru Imlek menjadi momentum bersama mempererat persatuan dalam keragaman.
"Semoga Tahun Baru Imlek membawa keberkahan dan kedamaian bagi semua," ucapnya.
Menurutnya, warga keturunan Tionghoa di Semarang punya kekhasan yang tidak dimiliki Tionghoa tempat lain. Di Pasar Imlek Semawis, nantinya akan mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, dan pekerjaan untuk makan bersama di meja yang disusun berderet panjang.
"Bagi saya, perayaan Imlek warga Tionghoa akan berbeda-beda, Tionghoa di China beda, Tionghoa di Singapura pasti juga berbeda lagi," jelasnya.
Kegiatan Pasar Semawis digelar pada 1 hingga 3 Februari di Kawasan Pecinan. Mulai dari bazar produk dan budaya, pertunjukan wayang potehi, atraksi barongsai dan liong, hingga talkshow akan meramaikan acara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
