Satiman, warga Desa Tegalrejo, mengungkap longsor terjadi pada 28 November 2017 saat Siklon Tropis Cempaka menerjang. Hujan tiada henti lebih dari 24 jam menyebabkan tanah terban dan akses jalan ke desa putus.
Material yang berasal dari tanah bukit setinggi 200 meter di Gunungkidul, ambrol dan hingga kini belum ditangani.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Akses jalannya masih bahaya ya. Jalannya masih licin. Tapi mau tidak mau warga lewat sini karena tidak ada akses jalan lain," kata dia di Gunungkidul pada Senin, 18 Desember 2017.
Warga setempat terpaksa menggunakan akses jalan tak sempurna itu. Di lokasi, material longsor masih berserakan. Jalan yang semula bisa dilalui mobil, kini hanya bisa dilalui pengendara sepeda motor. Itupun harus dengan hati-hati karena di samping jalan terdapat jurang.
Upaya warga memecahkan batu berdiameter 20 meter yang terbawa longsor secara manual sempat dilakukan warga. Satiman juga mengatakan jembatan di desa setempat juga hilang akibat banjir. Ia berharap pemerintah segera mengupayakan solusi dan bantuan.
"Sampai sekarang belum ada bantuan, tapi warga tetap beraktivitas. Ya tapi tetap takut pas lewat karena licin dan dekat jurang," akunya.
Kepala Desa Tegalrejo Sugiman mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat terkait masalah itu. Namun, ia mengakui upaya mengerahkan alat berat tak bisa dilakukan karena kendala akses.
(Baca: Diterjang Banjir, Sawah di Gunungkidul Tinggal Bebatuan)
Sugiman juga menyebut saat ini pemerintah fokus ke dua rumah warga yang rusak akibat tertimpa longsor. Di sisi lain, ada puluhan rumah dibayangi ancaman longsor.
"Kami akan upayakan relokasi. Kami koordinasikan dengan kepala dusun. Mungkin (relokasi) baru bisa dilakukan tahun depan," ungkapnya.
Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan BPBD Gunungkidul Sutaryono menerangkan akses menuju lokasi terdampak bencana itu memang sulit diakses. Ia mengakui material longsor masih menghalangi akses jalan di Desa Tegalrejo.
BPBD telah melakukan pemantauan karena alat berat belum bisa masuk. "Operator alat berat tidak berani ke sana," tuturnya.
Ia menilai, satu-satunya langkah yang bisa dilakukan yakni membersihkan material longsor secara manual. Ia menyatakan BPBD akan segera mengupayakan alat berat untuk membersihkan material longsor.
Catatan BPBD Gunungkidul, kerugian akibat bencana alam siklon tropis cempaka di wilayah setempat sekitar Rp100 miliar. Hal ini mengacu pada berbagai kerusakan insrastruktur jalan, jembatan, dan sejumlah perkantoran. Nilai itu belum termasuk bangunan rumah warga yang rusak akibat banjir dan longsor.
(Baca: Jaringan Listrik Di Gunungkidul Rusak Usai Bencana Banjir)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)