Di temui di sela-sela mengajar, Ichwan menceritakan, menjadi guru honorer dijalani sejak tahun 2004. Gaji yang diterima jauh dari upah minimum kabupaten (UMK). Saat ini, setiap bulan Ichwan hanya menerima gaji Rp744 ribu. Itu sebabnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Ichwan memiliki pekerjaan sampingan, yaitu juru parkir dan berjualan makanan ringan.
“Kalau pagi mengatur motor yang dititipkan. Kalau siang pulang sekolah jualan makanan ringan,” ujar Ichwan, guru honore kelahiran 1979, Selasa, 18 September 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sejak mulai jadi guru hingga saat ini, Ichwan melanjutkan, dia tidak pernah mendapat pemberian seragam mengajar dari pemerintah. Itu seperti seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) yang dipakai setiap tanggal 17. Juga seragam khaki yang dipakai setiap hari Senin. Kedua jenis seragam tersebut wajib dipakai oleh guru pegawai negeri sipil (PNS).
“Korpri tidak punya. khaki punya, dulu diberi tetangga pegawai Satpol PP. Kalau seragam (tenun) Troso punya diberi hasil iuran teman-teman guru yang mendapat sertifikasi,” ungkap Ichwan.
Senada juga diungkapkan guru honorer di SD Negeri Tulakan 4 Donorojo, Ahmad Choerun Nasir. Sejak mengajar tahun 2004 hingga sekarang, dia tak pernah memakai seragam Korpri. Seragam khaki yang dia pakai setiap hari Senin merupakan pemberian pensiunan guru.
“Honorer di sini (Donorojo) kalau tanggal 17 memang tidak memakai Korpri, karena itu (Korpri) identik dengan PNS (pegawai negeri sispil). Sementara kami hanya honorer, jadi ya, pakai khaki. Kalau khaki saya punya, dulu diberi pensiunan,” kata guru honorer yang biasa disapa Iron.
Jika Ichwan memiliki pekerjaan sampingan sebagai juru parkir dan berjualan makanan ringan, berbeda dengan Iron, untuk memenuhi kebutuhan hidup dia memiliki pekerjaan sampingan sebagai juru sablon. Setiap hari usai mengajar, Iron berkeliling mencari order cetak. Itu seperti cetak undangan pernikahan atau cetak spanduk.
“Saya mengajar kelas III, masuk jam 07.00 pulang jam 11.00, terus muter-muter mencari pekerjaan sampingan,” pungkas Iron, guru honorer berusia 34 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)