Bahkan, warga Dusun Blado, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari, harus mengambil air dari dalam gua untuk memuhi keperluan air.
Kepala Dusun Blado, Witanto mengatakan, warga mulai mengambil air di dalam gua sejak Senin, 24 September. Ada sekitar empat warga yang semula menemukan keberadaan gua yang bisa diambil airnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Air di dalam gua itu ternyata jernih. Akhirnya warga mengambilnya untuk memenuhi kebutuhan," kata Witanto di Gunungkidul, Kamis, 27 September 2018.
Warga harus melewati medan sulit untuk sampai ke dalam gua. Mereka harus jalan dengan posisi jongkok selama 10 menit untuk bisa sampai di dalam gua yang terdapat airnya. Butuh waktu cukup lama untuk bisa mengambil air dengan jeriken.
"Medannya memang sulit. Paling tidak sampai 20 menit untuk bisa mendapat air," ungkap Wiranto.
Penemuan sumber air di dalam gua setidaknya bisa menghidupkan semangat warga. Mengingat, warga selama ini harus membeli air bersih di saat musim kemarau.
Sebanyak 30 jeriken yang berisi 10 liter perjeriken dihargai Rp50 ribu. Sementara itu, air dari satu tangki dari pihak swasta harganya mencapai Rp150 ribu per tangki.
Witanto mengakui adanya sumber air itu tidak serta-merta masalah selesai. Sebab, warga masih sulit mengambil air di dalam gua. Selain medan yang sulit, upaya mengangkut air dengan pompa air listrik juga beberapa kali gagal dilakukan.
"Maunya pemerintah bisa membantu masyarakat di sini buat menaikkan air," harap Wiranto.
Sementara itu warga Dusun Blado, Triyanto mengatakan, dirinya dan warga lain sangat mengharapkan peran pemerintah untuk membantu warga mengambil air.
Apabila berhasil menaikkan air dari dalam gua, secara tidak langsung akan mengangkat kesejahteraan warga.
"Sayang uang kalau setiap kemarau harus beli air. Kalau air dari gua bisa diangkat bisa mengurangi beban masyarakat di sini," beber Triyanto.
Sementara itu Camat Purwosari, Agung Danarta, mengatakan akan berupaya membantu warga. Setidaknya dimulai dengan penelitian seberapa besar debit air di dalam gua. "Jika debit air tinggi di musim kemarau, ini segera kita koordinasikan," ungkap Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)