General Manajer Bandara Adisutjipto PT Angkasa Pura I, Agus Pandu Purnama mengatakan pengelola NYIA berkolaborasi dengan Dinas Koperasi untuk memberikan tempat UMKM berkembang. Dinas terkait tersebut kemudian menunjuk UMKM mana saja yang bisa berbagi dan mengisi slot stan di NYIA.
"Kami rencana menyediakan seribu meter persegi untuk UMKM," ujarnya di Yogyakarta pada Senin, 11 Maret 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengatakan UMKM di bawah binaan Dinas Koperasi setempat akan membahas bagaimana sistem bagi hasil. Kerja sama ini mulai berjalan saat operasional pertama yang ditarget April 2019.
"Baru lima UMKM yang masuk. Kami menyerahkan ke dinas terkait untuk mengatur, untuk apa saja dan sebagainya," kata dia.
Selain UMKM, transportasi atau ojek online akan coba dirangkul. Ia mengatakan sudah ada pembahasan awal untuk mekanisme kolaborasi itu. Selain itu, ada pula DAMRI yang menjadi pilihan transportasi .
"Ini akan jadi kebutuhan masyarakat. Yang sudah join adalah DAMRI. Selanjutnya kami lihat seberapa banyak pengguna jasa," ujarnya.
Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pemerintahannya sudah membahas seputar UMKM yang akan ditempatkan di NYIA. Meski demikian, pembahasan lanjutannya masih diperlukan karena luasan area seribu meter persegi bisa dipakai untuk banyak UMKM.
Ia menambahkan, berapa UMKM yang akan mengisi stan itu akan kembali dirapatkan. "Sementara ada lima unit stan (UMKM)," kata dia.
Bandara NYIA ditarget beroperasi awal pada April 2019 untuk penerbangan internasional. Sebelum operasional perdana, Kementerian Perhubungan akan lebih dulu mengecek kelayakannya. Luas terminal untuk penerbangan internasional ini disiapkan 12.920 meter persegi, dari total keseluruhan terminal 221 ribu meter persegi. Sementara, landasan bandara NYIA memiliki panjang 3.250 meter dan lebar 45 meter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)