Hadir dalam acara halaqah kebangsaan dan deklarasi diantaranya, Said Aqil Siroj, Moh El-Hosainy Farg Al-Anusy. Hadir juga pernah dari EIN Institut, Pendeta Tjahjadi Nugroho dan pemuka agama Hindu.
Baca: Pesantren Tradisional Penjaga Toleransi
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Panitia Deklarasi Toleransi Harmoni Lasem, Abdullah Hamid menyampaikan, poin pertama butir-butir Deklarasi Toleransi Harmoni Lasem yaitu, Deklarasi masyarakat Lasem dan lainnya berasal dari berbagai etnis dan agama, bergabung dan berjuang bersama untuk tata kehidupan yang harmoni atas dasar kesadaran sendiri.
“Butir kedua berbunyi, bahwa kami umat yang satu, satu Bangsa Indonesia,” ujar Abdullah usai Deklarasi Harmoni Lasem di aula pondok pesantren Alhidayat Lasem, Rabu, 14 November 2018.
Abdullah melanjutkan, butir ke tiga Deklarasi Toleransi Harmoni Lasem berbunyi, kami mencintai kehidupan yang damai. Butir ke empat, berpegang pada prinsip toleransi yang berkeadilan, dan mengedepankan kebijaksanaan.
“Deklarasi ini ditandai dengan penandatanganan seluruh peserta pada kain batik Lasem. Kami pilih kain batik Lasem, karena kain batik Lasem penuh dengan folosofi serta sebagai simbol budaya masyarakat Lasem yang harmoni,” beber Abdullah.
Baca: Kerukunan Senjata untuk Mempertahankan NKRI
Setelah dilakukan deklarasi ini, Abdullah melanjutkan, butir-butir Deklarasi Toleransi Harmoni Lasem akan disosialisasikan pada masyarakat. Melalui jaringan kiai-kiai dan alumni pondok pesantren Al Hidayat agar virus tolerasi dapat menjangkiti seluruh masyarakat Indonesia.
“Semua menerima hasilnya dan akan memperjuangkan secara bersama,” pungkas Abdullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)