Danramil 10 Sirampog, Kapten Inf Mukhrodi mengatakan, saat itu hujan lebat dan arus air sungai yang deras menghantam pondasi jembatan hingga ambruk.
"Jembatan tersebut terbentang sepanjang 70 meter dan lebar 2,5 meter di atas Kali Keruh Desa Plompong. Terputus pada bagian selatan jembatan (dari Plompong ke Kaliloka) sepanjang kurang lebih 10 meter," kata Mukhrodi saat dihubungi, Selasa, 22 Januari 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mukhrodi menjelaskan, infrastruktur ini merupakan akses utama warga Plompong dalam menjangkau pusat pemerintahan Kecamatan Sirampog sejauh 7,1 kilometer. Dengan melewati Desa Kaliloka sejauh 4 kilometer, melalui jembatan tersebut hanya ditempuh dalam waktu 14 menit.
Jika jembatan ini terputus, warga harus memutar dengan jarak tiga kali lipat melewati Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan, kemudian Desa Langkap Kecamatan Bumiayu untuk sampai ke Kantor Kecamatan Sirampog.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, akan tetapi cukup banyak warga Plompong yang bekerja atau bersekolah di Desa Benda melewati Kaliloka, sehingga kini mereka terpaksa berangkat lebih pagi.
"Masyarakat telah melaksanakan gotong-royong pembuatan tanggul darurat dengan menata batu di sisi selatan jembatan. Tujuannya untuk mengalihkan arus sungai," ungkap Mukhrodi.
TNI bersama Kades setempat dan warga masyarakat memagar kedua batas jembatan dengan bambu. Hal ini untuk memberikan tanda agar tidak dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat untuk mencegah kecelakaan.
Pada tahun 2017 lalu, pembangunan jembatan baru dilakukan di sisi timur jembatan lama sepanjang 80 meter dengan menelan anggaran Rp10,8 miliar. Namun sayang, saat progres baru 60 persen bangunan ambruk, 31 Januiari 2018 lalu atau tepatnya enam bulan setelah pembangunan jembatan dimulai.
"Pilar utama diterjang derasnya air serupa. Rekonstruksi belum diteruskan sampai saat ini," pungkas Mukhrodi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)