Di kota tersebut, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Solo Sri Wardhani Poebowidjojo, sebanyak 260 ton sampah masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo Solo setiap hari. Termasuk, sampah plastik.
"Karena itu kami pilah (sampah) mana yang bernilai. Kalau tidak bernilai, ya dibuang," ujar Sri Wardhani di Solo, Kamis, 6 Desember 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pemkot berkoordinasi dengan masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggalakkan bank sampah. Melalui bank sampah, warga mendaur ulang sampah plastik yang menumpuk di TPA. Sehingga sampah plastik memiliki nilai jual.
"Produk plastik kan kita tidak bisa mencegah. Yang kami bisa lakukan adalah mendaur ulang sampah plastik," ungkap Dhani, demikian ia biasa disapa.
Selain di TPA, sampah plastik juga menumpuk di aliran Bengawan Solo dan anak sungai. Aliran air jadi tersumbat.
Sampah menumpuk bukan karena warga sekitar yang membuangnya ke sungai. Kadang, lanjut Dhani, pengendara yang melintas pun membuang sampah ke sungai.
Penggiat lingkungan hidup Denok Marti Astuti mengemukakan tercatat 120 bank sampah beroperasi di Solo. Mereka berperan sebagai perantara antara warga dengan industri yang dapat mendaur ulang sampah.
"Jadi mereka berfungsi sebagai penyalur sampah," ujar Denok. Dengan demikian, ujar Denok, sampah plastik tidak mencemari tanah dan menyebabkan banjir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)