Buruh yang bergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar longmars di Jalan Malioboro. Mereka kemudian melintasi jalan di depan Gedung DPRD DIY dan Kantor Gubernur. Kemudian mereka berhenti di kawasan Titik Nol Kilometer.
Setelah berdoa, mereka mementaskan teatrikal yang menggambarkan kondisi buruh. Mereka juga membawakan buah untuk Gubernur sebagai bentuk sedekah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ini juga sekaligus tanda kami tetap sedekah meskipun upah kami rendah," kata Irsad Ade Irawan, juru bicara DPD KSPSI DIY, Irsad Ade Irawan.
Upah di DIY, kata Irsad, tergolong rendah. UMK tertinggi yaitu di Yogyakarta sebesar Ro1.709.150. Sedangkan UMK terendah yaitu Rp1.454.200 di Kabupaten Gunungkidul. Besaran UMK itu termaktub dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur DIY Nomor 223/KEP/2017 tertanggal 2 November 2017.
Menurut Irsad, UMK tersebut lebih rendah ketimbang survei kebutuhan hidup yang dilakukan sekelompok buruh. Di Yogyakarta, buruh membutuhkan uang Rp2,9 juta untuk hidup layak dalam sebulan. Sedangkan di Gunungkidul, uang uang dibutuhkan untuk layak hidup dalam sebulan adalah Rp2,3 juta.
"Kami maunya upah buruh yang lebih manusiawi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
