Data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, ada sebanyak enam kecamatan di Kulon Progo yang terdampak banjir. Setidaknya, ada lebih dari 300 warga sempat mengungsi di Stadion Cangkring Wates dan sudah kembali ke rumah masing-masing pada Selasa, 19 Maret 2019.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Ariadi mengatakan, banjir sempat membuat tanggul sungai Serang di Bendungan, Kecamatan Wates, jebol. Situasi ini membuat banyak rumah warga terendam air.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Tanggul akan diperbaiki. Pengerjaan tanggul darurat kira-kira satu-dua hari selesai. Mudah-mudahan tidak hujan deras," ujar Ariadi saat dihubungi Medcom.id pada Kamis 21 Maret 2019.
Baca: Banjir Surut, Warga Kulon Progo Bersihkan Rumah
Ia mengatakan ada banyak elemen yang terlibat dalam pengerjaan tanggul darurat. Mulai dari ASN, Polri, TNI, warga, relawan, kelompok ormas, hingga Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
Selain itu, hujan berdurasi panjang juga menyebabkan longsor di sejumlah lokasi. Ariadi menyebutkan, ada sebanyak 52 titik longsor akibat hujan.
Menurut dia, sebagian besar bekas longsor sudah ditangani dan dibersihkan dengann gotong royong masyarakat. "Yang belum teratasi antara lain pada ruas jalan di Teganing 1, di Purwosari dan di Pagerharjo," kata dia.
Soal kerusakan sejumlah ruas jalan, data sementara yang diperoleh Ariadi ada di jalan provinsi di Sungapan. Jalan tersebut telah sudah diperbaiki dan dibersihkan pemerintah DIY.
Selain itu, ada pula ruas jalan kabupaten Hargotirto-Taman di Teganing 1 yang sempat tertutup material longsor. Ada pula dua jalan kabupaten yang terdampak banjir. "Ruas jalan (kabupaten) ini akan kita kerjakan," ujarnya.
Hujan pada Minggu, 17 Maret 2019, menimbulkan dampak besar di DIY. Dampak paling parah terjadi Kabupaten Bantul. Tak hanya banjir yang merendam banyak rumah warga, namun juga menimbulkan longsor. Bencana alam Kabupaten Bantul terparah karena menimbulkan lima korban jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)