Kerja sama penyaluran air bersih juga dilakukan dengan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Brebes, PDAM, dan Polres Brebes.
"Untuk antisipasi kesulitan air bersih ini, kami sekarang telah menyiapkan sebanyak 150 tangki air bersih siap droping. Satu tangki berisi 6000 liter. Jumlah ini sama dengan tahun lalu, tetapi bisa sewaktu-waktu ditambah sesuai kebutuhan di lapangan," kata kepala BPBD Kabupaten Brebes, Eko Andalas Mukti, saat dikonfirmasi, Rabu, 29 Agustus 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Eko menjelaskan, meski kekeringan sudah mulai dirasakan, hingga sekarang belum ada laporan warga untuk meminta droping air.
Antisipasi lain, pihaknya juga telah memerintahkan camat setempat dengan mengirim surat untuk mewaspadai kekeringan dan segera melaporkan saat ada warga butuh air bersih.
"Yang jelas kita sudah siap, ketika ada permintaan droping air bersih dari warga yang kesulitan," jelas Eko.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Brebes termasuk salah satu daerah yang tidak akan diguyur hujan dalam 60 hari kedepan. Keadaan tersebut diperkirakan akan memperparah kondisi kekeringan.
Sebelumnya 25 desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Brebes masuk dalam daerah rawan kesulitan air bersih pada musim kemarau tahun 2018 ini. Puluhan desa itu tersebar di enam kecamatan. Yakni, Brebes, Bumiayu, Larangan, Ketanggungan, Banjarhajo, dan Jatibarang.
"Daerah paling rawan kesulitan air bersih ini ada di tiga 3. Yakni, Larangan, Ketanggungan dan Banjarharjo. Setiap kecamatan ini setidaknya ada 6 desa yang rawan kesulitan air bersih dan selalu mendapatkan droping setiap tahunnya," pungkas Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)