Warga Karimunjawa, Unik Rustianingsih menyampaikan, saat ini elpiji di Karimunjawa mulai sulit didapatkan. Harga elpiji ukuran tabung 3 kilogram di tingkat pengecer mencapai Rp35 ribu.
“Di Karimunjawa gas sudah mulai sulit. Kalau di pulau (Kemujan) sedikit-sedikit masih ada, tapi harganya mahal, Rp35 ribu padahal biasanya Rp25 ribu,” ujar Unik, Selasa, 1 Januari 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Unik mengungkapkan, saat ini dia masih bisa memasak menggunakan elpiji. Namun, gas yang ada saat ini diperkirakan hanya cukup untuk memasak hingga tiga hari kedapan. Jika kondisi gelombang tinggi masih terjadi dan pasokan elpiji tersendat, kayu bakar bakal menjadi bahan bakar alternatif untuk memasak.
“Saya masih ada (elpiji) tapi paling hanya cukup untuk beberapa hari kedepan saja. Sebelumnya memang sudah saya siapkan untuk jaga-jaga kalau cuaca buruk seperti sekarang,” ungkap Unik.
Warga Karimunjawa lainnya, Fatmawati menambahkan, selain elpiji, bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite juga mulai sulit didapatkan. Satu-satunya SPBU di Karimunjawa tutup sejak tiga hari lalu. Di tingkat pengecer, pertalite juga sulit didapatkan.
“Kalau ada yang jual harganya juga mahal. Satu liter bisa sampai Rp12 ribu,” tandas Fatmawati.
Ditambahkan Fatmawati, saat ini kondisi angin di kepulauan Karimunjawa cukup kencang. Gelombang laut tinggi kerap terjadi mulai siang hingga malam.
“Kalau malam ombak bisa sampai ke rumah-rumah yang di tepi pantai,” pungkas Fatmawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)