"Jumlah itu berdasarkan Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Retno Suprobowati, saat launching program penuntasan anak putus sekolah dengan slogan 'Yuh Sekolah Maning' di depan SDN Dampyak 1 Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Kamis, 1 Februari 2018.
Dengan program itu, dia menargetkan tahun 2019 harus sudah tuntas tidak ada anak putus sekolah. Karenanya, di tahun 2018 ini, pihaknya akan memberikan bantuan kepada 3500 anak putus sekolah di usia 7-15 tahun berupa buku, tas, seragam, dan biaya operasional atau uang saku. Adapun, biaya operasional dari pemerintah daerah ini sebesar Rp 600 ribu per anak untuk 1 semester.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Penuntasan anak putus sekolah juga akan dilaksanakan melalui pendidikan formal dan nonformal," cetusnya.
Bupati Tegal Enthus Susmono saat membuka acara tersebut meminta kepada seluruh anak-anak putus sekolah supaya kembali bersekolah. "Musuh terbesar kita adalah, kemelaratan dan kebodohan," kata Enthus.
Dia mengumpamakan, jika seseorang miskin tapi berilmu, maka ilmu itu yang akan membuatnya kaya. Sedangkan, orang kaya tapi tidak berilmu, maka kekayaan yang akan membuat orang itu berilmu. Namun sebaliknya, jika miskin dan tidak berilmu, maka hal itu yang akan membuat masyarakat semakin terpuruk.
"Untuk itu, Pemkab mulai tahun ini membuat program penuntasan anak putus sekolah dengan alokasi anggaran Rp 4 miliar. Tahun depan, anggaran program ini akan terus bertambah," ujarnya.
Menurut dia, jika program itu terus berjalan, maka dalam jangka waktu tahun 2020-2025, Kabupaten Tegal akan mendapatkan generasi emas. Pesan bupati kepada masyarakat agar tidak mencemooh anak putus sekolah yang akan bersekolah kembali. Hal itu dapat membuat anak tersebut minder, dan enggan bersekolah.
"Ini niat baik, dan kedepan masyarakat Kabupaten Tegal akan cerdas semuanya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
