"Mulai tahun depan aktivitas konstruksi akan semakin cepat," ungkap Presiden Direktur PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) Takashi Irie usai acara pemasangan simbolis baut perdana struktur baja boiler, Selasa, 12 Desember 2017.
BPI telah melakukan sejumlah langkah terkait kompensasi yang warga yang terdampak PLTU. Mulai dari program CSR hingga mitigasi untuk masyarakat. CSR yang dibagi menjadi lima pilar yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, ifrastruktur dan sosial budaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Harapannya, dapat menaikkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tambahnya.

Struktur baja boiler proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah. Medcom.id /Kuntoro Tayubi
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono berharap megaproyek bernilai investasinya mencapai Rp54 triliun atau US$4,2 miliar tersebut dapat selesai sesuai yang direncanakan. Jika tidak, dikhawatirkan wilayah Jawa-Bali akan mengalami defisit listrik.
Sementara, Bupati Batang Wihaji menyebut pihaknya tetap mendukung pembangunan PLTU Batang yang merupakan program nasional. Namun, ia berharap agar proyek tersebut dapat berimplikasi baik bagi warga di Kabupaten Batang.
“Misalnya dengan banyaknya tenaga kerja lokal yang terserap. Kemudian kemajuan ekonomi, dengan adanya peningkatan daya beli msyarakat dan lainnya,” ujar Wihaji.
PLTU Batang 2x1.000 MW merupakan proyek infrastruktur pertama, yang merupaka kerjasama pemerintah Swasta antara Indonesia dan Jepang. Megaproyek tersebut digarap oleh PT Bhimasena Power Indoesia (BSI) yang merupakan perusahaan konsorsium antara Electric Power Development Co. Ltd. (J-Power), PT Adaro Power (AP), Itochu Corporation (Itochu).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)