Kepala BPBD Kabupaten Kudus Bergas Catursari Penanggungan menyampaikan, kebakaran umumnya melanda lahan tebu. Terhitung ada 18 lahan yang terbakar atau setara 16 hektare. Sebanyak lima gudang tebu juga terbakar di rentang waktu yang sama.
"Untuk bangunan pertokoan dan rumah masing-masing, tercatat ada tiga kali peristiwa," ungkap Bergas, Selasa, 7 Agustus 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Seluruh kebakaran yang terjadi selama Juli ditaksir menyebabkan kerugian materil mencapai Rp1 miliar.
Bergas menambahkan, lama waktu kemarau yang terjadi di Kudus diprediksi akan terjadi selama 40 hari, atau hingga Agustus 2018. Hujan diprediksi akan mulai mengguyur Kota Kretek pada September.
"Dampak kemarau lebih pada potensi kebakaran. Sampai saat ini kami masih belum melakukan droping air bersih," kata Bergas.
Sampai saat ini BPBD Kabupaten Kudus belum menerima permintaan droping air bersih dari desa-desa yang rawan kekeringan. Meski belum melakukan droping air bersih, Bergas mencatat ada 23 desa yang rawan kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Desa-desa itu tersebar di enam kecamatan.
"Jika sewaktu-waktu ada permintaan (droping air) kami akan segera mengirim air bersih. Tahun ini kami siapkan 280 tangki kapasitas 5.000 liter," pungkas Bergas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)