Para pekerja tengah melakukan normalisasi di saluran irigasi di Desa/Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi)
Para pekerja tengah melakukan normalisasi di saluran irigasi di Desa/Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi) (Kuntoro Tayubi)

Sungai Pemali Brebes Dikeringkan, Petani Terdampak Kekeringan

kekeringan
Kuntoro Tayubi • 01 September 2018 11:15
Brebes: Petani di 105 desa dari enam kecamatan wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dipastikan merasakan dampak paling parah akibat musim kemarau saat ini. Sebab, selain kekeringan, ratusan desa tersebut tengah mengalami dampak pengeringan Sungai Pemali.
 
Enam kecamatan tersebut meliputi, Larangan, Songgom, Wanasari, Jatibarang, Brebes, dan Bulakamba. Saat ini sawah areal pertanian di enam kecamatan itu kesulitan air sejak satu bulan lalu. 
 
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes, Mohammad Furqon, mengatakan, enam kecamatan itu kini memang terdampak pengeringan Daerah Irigasi (DI) Pemali Juana. Pengeringan dilakukan untuk menormalisasi saluran irigasi yang sudah dangkal.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Normalisasi mulai dilakukan dua tahun lalu saat menjelang musim kemarau. Tahun ini pengeringan sudah dilakukan sejak awal Agustus hingga 3-4 bulan ke depan," katanya saat dihubungi Medcom.id, Sabtu, 1 September 2018.
 
Sungai Pemali Brebes Dikeringkan, Petani Terdampak Kekeringan
 
Dia menjelaskan, sungai Pemali yang berhulu di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan ini memang menjadi sumber pengairan sawah pertanian yang berada di sekitarnya. Sungai terbesar yang ada di Kabupaten Brebes dengan panjang sekira 125,4 km ini mengaliri areal pertanian dari selatan hingga ke utara Kabupaten Brebes.
 
Terkait pengeringan ini, pihaknya bersama Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang (DPSDA-TR) Kabupaten Brebes berupaya untuk memberi kemudahan kepada para petani di enam kecamatan itu dalam mengairi sawahnya selama pengeringan berlangsung. Enam kecamatan itu berada di wilayah tengah dan utara Kabupaten Brebes.
 
"Untuk antisipasi pengeringan ini kami gerakkan optimalisasi pompa air selama ada sumber airnya. Para petani bisa meminjam di Dinas Pertanian secara gratis. Tapi kalau tidak ada sumber airnya juga percuma," tandasnya.
 
Petani asal Desa/Kecamatan Larangan, Warum, 55, mengaku sejak tahun kemarin pemerintah sudah melakukan pengeringan sungai Irigasi Pemali. Saat ini, semua pintu air yang biasa mengalirkan air dari sungai Pemali sudah ditutup lebih dari sebulan lalu.
 
“Saat ini sebagian petani hanya mengandalkan mesin pompa air untuk mengairi sawahnya. Penggunaan pompa air tersebut bergiliran dengan petani lain,” ujarnya.
 
Namun demikian, kata Warum, tak banyak petani yang memiliki mesin pompa air tersebut. Sumber pengairan yang saat ini menjadi andalan petani ialah sumur bor yang terletak di tengah sawah.
 
Kondisi seperti ini memperburuk petani, karena praktis banyak petani yang tidak bisa bercocok tanam hingga beberapa bulan kedepan. Terutama bagi mereka yang lahannya tidak memiliki sumber mata air (sumur bor).
 
 Caption: Para pekerja tengah melakukan normalisasi di saluran irigasi di Desa/Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif