Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia(PHRI) DIY, Istijab Danunegara, mengatakan hotel dengan tingkat okupansi tinggi adalah hotel bintang 3 ke atas. Hotel berada di wilayah ring 1.
"Ring 1 meliputi kawasan sekitar Tugu Yogyakarta, Malioboro dan Keraton Yogyakarta. Rata-rata hampir terisi seluruh kamar," kata istijab, saat dihubungi Medcom.id, di Yogyakarta, Jumat, 7 Juni 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Istijab mengungkap, peningkatan mulai terjadi sejak Rabu, 5 Juni. Dia memperkirakan, peningkatan bakal terjadi sampai Minggu, 9 Juni 2019.
"Padahal saat hari biasa akuntansi hotel hanya sekitar 50 sampai 60 persen," ujarnya.
Dia melanjutkan, peningkatan jumlah pelancong bakal meningkatkan perekonomian industri perhotelan di Yogyakarta. Dia mengungkap, okupansi hotel menurun drastis akibat naiknya tarif pesawat dan pemberlakukan bagasi berbayar sejak Januari 2019.
Bahkan, perekonomian industri perhotelan mencapai titik terendah saat Ramadan. Jumlah tamu hotel hanya berkisar 30 persen.
"Alhamdulillah Lebaran ini bisa mengembalikan kerugian kami para pengelola hotel di bulan-bulan sebelumnya," jelas Istijab.
Public Relation Hotel Tentrem Yogyakarta, Venta Pramusanti, mengatakan tingkat okupansi Hotel Tenrem pada Selasa, 4 Juni, sampai Minggu, 9 Juni mencapai 97 persen. Jumlah itu meningkat 50 persen ketimbang saat bulan Ramadan yang hanya berkisar 49 persen.
"Tamu Hotel mulai ramai mulai minggu ini. tapi Minggu depan sudah turun. mungkin karena cutinya juga sudah habis," kata Venta.
Selama pekan Lebaran, pengelola Hotel Tentrem menyiapkan paket buffet dinner spesial makanan khas Lebaran seperti opor lontong ayam, Pesmol, sambal goreng udang dan gulai cumi. Harga bufet idulfitri dibanderol Rp165.000 per orang.
"Buffet spesial Lebaran hanya disediakan pada tanggal 5 dan 6 Juni 2019. Selain menu khas Lebaran, ada juga menu khas asia, barbeque dan dimsum," pungkas Venta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)