Ali Umar, salah seorang seniman, mengatakan doa ini digelar menyusul kabar salah seorang alumni ISI Yogyakarta ikut menjadi korban dalam penembakan itu. Ia kemudian berkomunikasi dengan sejumlah rekannya.
"Jadi doa ini bentuk solidaritas. Kami lakukan secara spontan saja," ujarnya setelah berdoa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Doa dilakukan sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka membacakan sejumlah ayat Alquran pada malam itu.
Alumnus ISI yang jadi korban penembakan bernama Zulfirmansyah. Meski sempat terkena peluru, kondisi Zulfirmansyah berangsur membaik. Termasuk seorang anaknya yang ikut jadi korban.
"Berbagai alumni ikut berdoa. Ada alumni Seni Lukis hingga Seni Patung dari berbagai angkatan," ujar lelaki asal Minang ini.
Selain doa, alumni ISI ini akan mengumpulkan bantuan sebagai bentuk solidaritas. Namun, bantuan itu akan dibahas kembali setelah kegiatan doa.
Ia menyebutkan, Zulfirmansyah menunggu bantuan pemerintah Indonesia untuk memberangkatkan keluarga ke Selandia Baru.
"Keluarga di Indonesia ingin ke Selandia Baru secepatnya maunya. Mereka ingin melihat kondisi (Zulfirmansyah) langsung," ujar alumnus Seni Patung ISI Yogyakarta ini.
Zulfirmansyah baru dua di Selandia Baru bersama anak dan istrinya. "Zul (panggilan Zulfirmansyah) masih banyak proyek di Indonesia," ujarnya.
Seorang seniman patung ISI, Yulhendri menilai penembakan itu sangat keji. Terlebih, peristiwa itu dilakukan di salah satu tempat ibadah.
"Semoga korban bisa cepat sembuh, dan keluarganya segera mendapatkan kabar kejelasan," ujar alumnus ISI Yogyakarta angkatan 1985 ini.
Sebelumnya, sejumlah warga negara Indonesia menjadi korban penembakan di salah satu masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Aksi ini disebut sebagai salah satu bentuk terorisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)