"Tidak berbelit-belit, tidak berputar-putar," kata Suratmi, salah satu petani jagung Desa Kajene saat dihubungi wartawan, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 14 Maret 2018.
Sebagai orang pertama di Kajene yang mengeluh ke Ganjar soal pupuk bersubdisi, Suratmi berkisah bagaimana Gubernur Jateng yang sedang cuti kampanye itu berusaha mengatasi kelangkaan pupuk di wilayahnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pak Ganjar langsung telepon ke pejabat-pejabat tanya soal pupuk. Bahkan yang terakhir telepon ke Menteri Pertanian. Masak ya cuma gara-gara saya tanya soal pupuk, sampai ke menteri," ungkap Suratmi berkisah.
Baca: Petani Pemalang Mengeluh Susah Dapat Pupuk ke Ganjar
Seperti diketahui, Calon Gubernur Jateng nomor urut satu, Ganjar Pranowo, pada Senin, 12 Maret 2018 lalu berkunjung ke Desa Kajene, Randudongkal, Semarang. Di sana, warga Kajene mengeluh ke Ganjar soal kesulitan mereka mendapat pupuk bersubsidi.
Mendapat keluhan seperti itu, Ganjar langsung menelepon Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Ganjar menyampaikan soal bagaimana cara warga Kajene mendapat pupuk bersubsidi meski belum terdaftar sebagai peserta kartu tani.
Menteri Amran berujar kepada Ganjar siap memasok pupuk bersubsidi bagi warga sesegera mungkin. Alasannya, warga yang kesulitan mendapat pupuk mengelola tanah seluas lebih dari seribu hektar.
Menurut Suratmi, begitu Ganjar menelepon Amran, pasokan pupuk hari itu juga langsung datang ke Kajene. Warga mengadu ke Ganjar pada pagi hari, sementara pupuk langsung tiba pada sore hari. "Itu pupuk datang pukul empat sore. Soal distribusi masih menunggu surat-surat, tapi yang penting ada dulu," ungkap Suratmi.
Suratmi menilai Ganjar memang pantas menjadi pemimpin. Dia menegaskan tidak mempermasalahkan soal program Kartu Tani. "Kalau untuk kebaikan, ya dicoba aja. Saya tidak protes soal Kartu Tani, saya hanya butuh jaminan pupuk ada," jelas Suratmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)