“Sebetulnya dari pengajuan yang pertama dan kedua itu hanya kurang satu strip, yaitu tinggal membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat itu ada dan berperang. Untuk melengkapi itu, kami sudah mendapakan enam buku dari Portugis yang memuat tentang Ratu Kalinyamat,” ujar Edi di hadapan perwakilan-perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD).
Dalam pengajuan yang ketiga, Edi juga berpijak pada hasil pengusulan yang pertama dan kedua. Tim pengusulan pertama dan kedua kembali dilibatkan dalam pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional yang kembali digagas Lestari Moerdijat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kami mendukung usaha-usaha yang dilakukan sebelumnya. Ini upaya masyarakat Jepara. Ini (Ratu Kalinyamat) putri dari Jepara, kami hanya memfasilitasi,” kata Edi.
Disampaikan, saat ini bangsa Indonesia kekurangan tokoh perempuan yang dapat dijadikan panutan. Semangat juang Ratu Kalinyamat dapat dijadikan contoh bagi genarasi sekarang.
“Ratu Kalinyamat pada saat itu sudah menjadi pemimpin pasukan. Itu terbukti dengan mengirimkan 3.000 pasukan dengan armada perang ke Malaka,” ungkap Edi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Agus Tri Harjono berpesan, agar Yayasan Dharma Bakti Lestari tidak terburu-buru dalam menyampaikan usulan. Sebelum usulan disampaikan kepada pemerintah pusat, segala persyaratan dan bukti pendukung untuk dipersiapkan dengan baik.
“Kami sangat mendukung. Pada pengajuan yang pertama dan kedua kami juga terlibat. Untuk yang ketiga ini, jangan tergesa-gesa supaya bukti-bukti dilengkapi,” kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)