Sejumlah TKI tiba di Kantor BP3TKI Jateng, Semarang, Sabtu 31 Maret 2018. (Medcom.id/Budi Arista R)
Sejumlah TKI tiba di Kantor BP3TKI Jateng, Semarang, Sabtu 31 Maret 2018. (Medcom.id/Budi Arista R) (Budi Arista Romadhoni)

Cerita TKI di Jateng Diperlakukan Kasar Imigrasi Malaka

tki bermasalah
Budi Arista Romadhoni • 01 April 2018 19:24
Semarang: Khusnul Khotimah, 21, salah satu tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dipulangkan dari Malaka, mengeluh tak diperlakukan layak oleh pihak Imigrasi Malaka. Khusnul adalah TKI asal Kebumen, Jawa Tengah, termasuk dalam 73 TKI yang dipulangkan oleh Imigrasi Malaka. 
 
"Akhirnya bisa pulang. Kami diperlakukan bukan kayak manusia lagi. Makan memang 4 kali sehari, tapi tidurnya cuma alas kayu. Kayak penjara. Bahkan mungkin lebih kejam dari penjara," ungkapnya kepada Medcom.id, di Kantor BP3TKI Jateng, Semarang, Sabtu, 31 Maret 2018. 
 
Khusnul mengaku, perlakuan petugas Imigrasi Malaka sangat kasar terhadap TKI yang ditahan. "Kalau sakit susah minta obat. Masih lagi kalau bikin kesalahan pasti ditampar dan ditendang. Handphone kita pun disita. Tidak bisa komunikasi," imbuhnya sambil menahan rasa sakit kepala. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dia bersyukur akhirnya bisa kembali ke Tanah Air, dan bebas dari Pemerintah Kerajaan Malaysia. "Perasaaan seneng bersyukur masih ada kesempatan  pulang dan hidup dan masih ada gaji pokok yang dibayarkan," tuturnya. 

Baca: 73 TKI yang Bermasalah di Malaysia Tiba di Tanah Air
 
Khusnul menuturkan, bagaimana dapat ditangkap pihak imigrasi beserta sejumlah rekannya. "Kami ketangkep waktu posisi kerja. Enggak  bisa bawa apa-apa. Barang barang pribadi dan berharga di mess, tidak tau. Kalau rezeki pasti kembali," ucapnya. 

Awalnya ia sudah merasa aman karena surat-surat lengkap, dan paspor selalu dibawa. Tapi yang menjadi kejanggalan adalah, di surat kerja dituliskan posisi bekerja di Selangor, Malaysia. Namun penempatan berada di Malaka. 
 
"Permit kita atau id kita di Selangor, tapi kita ditempatkan Malaka. Menurut kita aman, tapi kok tiba-tiba waktu pergantian shift, imigrasi sudah didepan pintu, ditangkaplah kita masih berseragam," jelasnya. 
 
Kemudian Laras dwi rahayu, 20, TKI asal Purworejo mengaku senang, perusahaan bertanggung jawab membayar gajinya. 
 
"Januari ada 1000 ringgit sudah dikirim ke orang tua. Februari -maret 2000 ringgit sudah dibayarkan gaji basic nya," ucapnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(LDS)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif