Mengacu situs resmi ppdb.surakarta.go.id, beberapa sekolah dengan jumlah siswa belum memenuhi kuota antara lain SMPN 3, SMPN 10, SMPN 13, SMPN 15, SMPN 17 dan SMPN 20. Kemudian SMPN 21, SMPN 22, SMPN 24, SMPN 25, SMPN 26 dan SMPN 27.
SMPN 3 di Kecamatan Banjarsari misalnya, kuota yang ditetapkan sebanyak 232 siswa namun baru 110 siswa yang terseleksi. SMPN 10 pun mengalami hal serupa. Dari 149 orang, baru 107 yang terseleksi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, infrastruktur pendidikan di Solo memang belum merata. Hal tersebut menyebabkan adanya penumpukan sekolah di satu titik.
"Ini terus kita lakukan pemerataan. Nanti kalau satu kecamatan ada paling tidak lima atau enam sekolah, pasti bisa jalan," kata Rudy, demikian ia disapa, Minggu, 8 Juli 2018.
Akibat dari sekolah yang tidak merata, kini masih ada lulusan SD yang belum tertampung di SMP. Rudy berjanji akan mengakomodasi mereka ke sekolah lain. "Semua harus sekolah," ujar dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati mengemukakan, ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan belum terpenuhinya kuota 12 SMP di Kota Solo. Salah satunya banyak SMP swasta berkualitas baik yang terdapat di satu kecamatan tersebut.
"Seperti di SMPN 3 dan SMPN 10, sekitarnya ada beberapa SMP swasta. Mungkin mereka memilih mendaftar ke sana," ungkap Etty.
Adapun bagi siswa yang belum mendapatkan sekolah, mereka dapat mengambil berkas di sekolah di mana dia mendaftar saat PPDB kemarin. Setelah itu petugas akan mengarahkan untuk mendaftar ke sekolah terdekat.
"Kita utamakan masih dalam satu zona. Kalau tidak ada, ya kita carikan sekolah yang terdekat," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)