Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Marjono mengatakan patroli dilakukan di setiap titik pantai dengan pasir putih. Ubur-ubur yang ditemukan nantinya akan langsung dikubur di dalam pasir.
"Bulan Juni ini waktu ubur-ubur muncul. Keberadaan mereka mulai meningkat di sepanjang pantai," kata Marjono di Gunungkidul, Senin, 3 Mei 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Marjono menjelaskan, kemunculan ubur-ubur ini karena suhu air di lautan mulai dingin. Hal ini membuat binatang berwarna biru itu mencari titik yang lebih hangat.
Marjono menyebutkan sebagian besar pantai selatan berpotensi jadi lokasi kemunculan ubur-ubur, kecuali di Pantai Baron lantaran jadi muara aliran sungai air tawar. "Puncak kemunculan ubur-ubur ini bukan Juli dan Agustus," jelas Marjono.
Marjono kembali mengatakan hewan laut yang berbentuk payung berumbai ini bila menyengat orang akan menimbulkan gatal-gatal di kulit. Jika kondisi tubuh tidak fit, bisa menyebabkan sesak nafas.
Sekretaris SAR Satlinmas Korwil II Gunungkidul, Surisdiyanto menambahkan hewan tersebut sangat menarik untuk dipegang wisatawan. SAR mengimbau seluruh wisatawan di pantai selatan menghindari kontak dengan ubur-ubur.
"Tim SAR akan terus mengontrol lokasi setiap hari. Kami siagakan setidaknya 57 anggota," kata Surisdiyanto.
Ia mengutarakan, sudah ada beberapa wisatawan yang tersengat ubur-ubur dalam beberapa pekan terakhir. Peningkatan jumlah wisatawan pada libur lebaran ini akan menjadi fokus petugas SAR. "Kami juga siapkan obat-obatan secukupnya di pos sebagai antisipasi," pungkas Surisdiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)