Menteri Airlangga menerima anugerah HJA di bidang perindustrian, sementara Budi Karya dianugerahi HJA bidang transportasi, dan Retno Marsudi di bidang diplomasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Airlangga menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Membangun Kedaulatan Teknologi Era Disrupsi'. Ia menyoroti berbagai potensi implementasi industri 4.0 dalam mendorong perubahan kebijakan industri manufaktur juga berbagai aspek peradaban manusia. Selain itu, ia juga menekankan perlunya kesiapan bangsa ini dalam mengambil peluang era digital untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kita telah melihat banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang, menyerap pergerakan ini ke dalam agenda nasional mereka untuk merevolusi strategi industri dan meningkatkan daya saing dalam pasar global," kata Airlangga.
Airlangga menilai Indonesia sudah siap memasuki era industri 4.0 dengan ditandai peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 yang memuat strategi dan arah yang jelas dalam upaya merevitalisasi sektor manufaktur.
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0 karena sedang menikmati bonus demografi hingga tahun 2030. Dengan kondisi ini, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan.
"Berdasarkan riset Mckinsey, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja melek digital, dengan komposisi 30 persen di industri manufaktur dan 70 persen di industri penunjangnya. Ini berpotensi memberikan tambahan hingga USD150 miliar kepada ekonomi Indonesia," jelas Airlangga.
Alumnus Fakultas Teknik Mesin UGM ini menyebutkan, lima sektor industri yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika
."Saya mengajak generasi muda dan para sivitas akademika untuk berpartisipasi dan mengambil peran secara aktif dalam melaksanakan peta jalan Making Indonesia 4.0," ungkap Airlangga.
Sementara, Menteri Budi Karya mengatakan apresiasi ini memberikan satu harapan baru untuk berperan lebih baik untuk bangsa. Ia berharap Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih hebat. "Bangsa yang nomor satu di dunia," jelas Budi Karya
Selain ketiga menteri tersebut, HJA Award juga dianugerahkan kepada almarhum Alm. R.M. Sedijatmo Atmohoedojo atas jasanya dalam bidang konstruksi sebagai pencetus gagasan sistem pondasi konstruksi cakar ayam.
"Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi kita untuk meneruskan semangat juang Herman Johannes untuk membangun bangsa," tutur Dekan FT UGM, Nizam.
HJA Award diberikan setiap tahun pada perhelatan HTTP kepada tokoh nasional yang berperan dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia. Tahun 2018, dua menteri lain juga meraih penghargaan ini, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)
