Bantul: Seorang siswa SMP Negeri 2 Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Fajar Wisnu Nugroho, diduga mengalami gegar otak akibat dikeroyok temannya. Bocah 15 tahun itu mengalami memar disejumlah anggota tubuhnya, termasuk kepala, dan sempat tak berani bercerita kepada orang tuanya.
Ayahanda Fajar, Iskandar mengatakan, dokter di RS PKU Muhammadiyah Bantul menyatakan anaknya diduga mengalami gegar otak. Hingga saat ini, putra masih dirawat intensif di rumah sakit tersebut. "Kata dokter seperti itu," kata Iskandar di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul pada Senin, 26 Februari 2018.
Lelaki 36 tahun ini mengungkapkan, anaknya dikeroyok temannya pada Rabu, 21 Februari 2018. Persoalannya sepele; Fajar bersenggolan dengan temannya sesama kelas VII.
Lantaran tak terima tersenggol, siswa tersebut melakukan tindak kekerasan terhadap Fajar di ruang kelas. Dari cerita anaknya, Fajar dikeroyok lima orang temannya. Peristiwa itu dilakukan saat jam istirahat. "Pelakunya beda kelas, tapi sama kelas VII," ungkapnya.
Tak hanya mendapat kekerasan, lanjutnya, Fajar juga mendapat ancaman. Bocah tersebut akan dihajar dengan lebih parah jika mengadu ke guru atau pun orang tua.
Namun, Fajar tak bisa menutupi itu. Saat pulang, dia merasakan pusing dan kesakitan di bagian tangan. Menurut Iskandar, anaknya tidak mengalami luka parah secara fisik. "Tidak ada darah yang keluar," ungkapnya.
Kepala SMP Negeri 2 Sanden, Mujiyana tak menutupi kejadian itu. Ia mengaku sudah memanggil para siswa terduga pelaku tindak kekerasan. Termasuk orang tua terduga pelaku.
Mujiyana memperkirakan, korban dikeroyok lebih dari lima orang temannya. Sementara, lima bocah terduga pelaku dijemput paksa oleh kepolisian.
"Karena ini ranah hukum, jadi kewenangan kepolisian. Sekolah nanti akan mempertemukan korban dengan pelaku," katanya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Sanden, Aiptu Purwanta menambahkan kasus itu sudah dilaporkan pada Jumat, 23 Februari 2018. Sejumlah saksi pun telah diperiksa.
Pihak kepolisian masih menyilakan para terduga pelaku tetap bersekolah. Meskipun, pihaknya akan tetap memproses hukum. "Nanti diihat pasalnya, kita lihat ke mana arahnya nanti diversi atau bagaimana," ungkapnya.
Ayahanda Fajar, Iskandar mengatakan, dokter di RS PKU Muhammadiyah Bantul menyatakan anaknya diduga mengalami gegar otak. Hingga saat ini, putra masih dirawat intensif di rumah sakit tersebut. "Kata dokter seperti itu," kata Iskandar di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul pada Senin, 26 Februari 2018.
Lelaki 36 tahun ini mengungkapkan, anaknya dikeroyok temannya pada Rabu, 21 Februari 2018. Persoalannya sepele; Fajar bersenggolan dengan temannya sesama kelas VII.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Lantaran tak terima tersenggol, siswa tersebut melakukan tindak kekerasan terhadap Fajar di ruang kelas. Dari cerita anaknya, Fajar dikeroyok lima orang temannya. Peristiwa itu dilakukan saat jam istirahat. "Pelakunya beda kelas, tapi sama kelas VII," ungkapnya.
Tak hanya mendapat kekerasan, lanjutnya, Fajar juga mendapat ancaman. Bocah tersebut akan dihajar dengan lebih parah jika mengadu ke guru atau pun orang tua.
Namun, Fajar tak bisa menutupi itu. Saat pulang, dia merasakan pusing dan kesakitan di bagian tangan. Menurut Iskandar, anaknya tidak mengalami luka parah secara fisik. "Tidak ada darah yang keluar," ungkapnya.
Kepala SMP Negeri 2 Sanden, Mujiyana tak menutupi kejadian itu. Ia mengaku sudah memanggil para siswa terduga pelaku tindak kekerasan. Termasuk orang tua terduga pelaku.
Mujiyana memperkirakan, korban dikeroyok lebih dari lima orang temannya. Sementara, lima bocah terduga pelaku dijemput paksa oleh kepolisian.
"Karena ini ranah hukum, jadi kewenangan kepolisian. Sekolah nanti akan mempertemukan korban dengan pelaku," katanya.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Sanden, Aiptu Purwanta menambahkan kasus itu sudah dilaporkan pada Jumat, 23 Februari 2018. Sejumlah saksi pun telah diperiksa.
Pihak kepolisian masih menyilakan para terduga pelaku tetap bersekolah. Meskipun, pihaknya akan tetap memproses hukum. "Nanti diihat pasalnya, kita lihat ke mana arahnya nanti diversi atau bagaimana," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)
