Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, lewat laporan tertulisnya menyebutkan, terjadi empat kali guguran kubah lava pada Jumat, 1 Maret 2019. Jarak luncur guguran tersebut sekitar 600-800 meter.
Sementara, guguran awan panas terjadi pada Sabtu, 2 Maret 2019. Guguran awan panas terjadi sebanyak 10 kali dengan titik luncur mengarah ke Kali Gendol.
Guguran awan panas kembali terjadi pada Minggu, 3 Maret 2019. "Luncuran awan panas ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 1,1 kilometer," ujarnya di Yogyakarta pada Selasa, 5 Maret 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain awan panas, saat itu juga terjadi tujuh kali guguran kubah lava. Titik luncuran masih berada di lokasi yang sama dengan luncuran awan panas.
Adapun pada Senin, 4 Maret 2019 terjadi tiga kali guguran kubah lava. Jarak luncur guguran kubah lava ini sekitar 300-800 meter.
"Selain proses ini, juga terjadi berbagai kegempaan di puncak Gunung Merapi. Baik itu gempa guguran, gempa hembusan, hingga yang sifatnya gempa tektonik," ujarnya.
Sementara, hari ini telah terjadi dua kali guguran kubah lava. Berdasarkan data seismik, terekam enam kali gempa guguran dengan durasi 11-42 detik.
Hanik menyatakan, status Gunung Merapi saat ini masih berada pada level II atau waspada. Jarak aman aktivitas manusia sekitar kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi masih tetap harus dikosongkan dari aktivitas penduduk. Pemerintah daerah dan warga diimbau waspadai potensi hujan abu vulkanik," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)