Saat Medcom.id bertandang, pria dengan nama alias Liem Tun Hian itu mengaku cinta pada budaya Jawa. Sampai-sampai ia kerap disebut sebagai budayawan.
"Bagi saya, pengaruh budaya Jawa dikenal sejak masa kecil. Papa saya suka dengan budaya Jawa, pembantu saya juga gitu," kata Harjanto di Semarang, Selasa, 29 Januari 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagai keturunan Tionghoa, ia turut merayakan Tahun Baru Imlek. Namun ia juga rutin merayakan tahun baru Jawa atau malam satu suro.
Dulu, ujar Harjanto, ayahnya kerap menggelar acara selamatan merayakan malam satu suro. Hingga kini, pria kelahiran 54 tahun lalu itu masih menggelar rutinitas itu.
"Kalau satu suro saya juga menggelar selamatan di rumah. Ya berdoa juga," ungkap Harijanto.
Harijanto berpendapat melestarikan budaya Jawa merupakan kewajibannya. Terlebih, Semarang merupakan tanah kelahirannya.
"Saya tidak bisa mengingkari, budaya adalah sebagai identitas, saya lahir di sini, harus bisa mengapresiasi budaya yang ada. Lepas kami orang Tiongkok atau Jawa," bebernya.
Pendiri PT Marimas Putra Kencana itu mengaku menikmati budaya Jawa. Ia berharap masih banyak anak muda bisa merawat budayanya. Sebab, budaya merupakan identitas bangsa.
Ia juga mengapresiasi Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Bagi Harijanto, Gus Dur merupakan orang tuanya warga Tionghoa di Indonesia.
"Setiap haul Gus Dur kami berdoa bersama," ungkapnya.
(RRN)