"Kita kesulitan jaringan telepon untuk menghubungi mereka," kata Konjen RI Davao, Berlian Napitupulu di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu 3 Juni 2017.
Untuk diketahui, kedua rombongan berada di wilayah berbeda. 10 orang melakukan tabligh di Marantau di Provinsi Lanao Del Sur, sementara 6 lainnya berada di Sultan Naga Dimaporo, Lanao Del Monte.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ada dua tim utusan Kemlu yakni dari KJRI Davao dan KBRI Manila, untuk melaksanakan perintah pencarian dan penjemputan sejak Rabu 31 Mei 2017. Mereka baru bertemu dua rombongan itu sekira Kamis 1 Juni 2017 dan melakukan evakuasi ke perwakilan RI terdekat.
Kendala lainnya yakni rentetan checkpoint yang dibentuk militer Filipina. Bukan dalam bentuk hambatan, hanya saja di pos-pos itu baik perwakilan RI dan JT menemui pengecekan. Sehingga target waktu cenderung molor.
"Ya kita jalin komunikasi yang baik dengan penguasa militer di sana, West Mindanau Command (WMC)," imbuh Berlian.
Awalnya kedua rombongan berada di Marawi, sebelum terjadi konflik. Namun beberapa hari sebelum kontak senjata, terjadi mereka berpindah ke Marantau dan Sultan Naga Dimaporo.
Adapun dari kontak dengan militer Filipina, diketahui 16 jamaah bersih dari tuduhan terafiliasi ISIS. Mereka dinyatakan clear, bahkan Berlian sudah memastikan dengan menghubungi Masjid para jamaah.
"Mereka tak ada kaitannya dengan kelompok bersenjata di Marawi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)