Kabid Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti mengatakan, sebagian besar orang hilang pernah ikut dan terlibat dalam organisasi Gafatar. Namun, ia belum merinci detail nama dan kronologi orang hilang tersebut.
"Berdasarkan laporan, mereka pamit ke keluarga hendak mencari kerja di Kalimantan. Lalu beberapa saat kemudian tidak bisa dihubungi," tutur Anny di Yogyakarta, Senin (18/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Gafatar yang mengklaim bubar pada Agustus 2015 diduga memiliki sebuah kamp khusus yang diperuntukkan sebagai lahan pertanian. Lahan pertanian tersebut diduga terletak antara lain di Mempawah, Kalimantan Barat dengan luas 5.000 hektare.
Anggota kelompok Gafatar yang hilang diduga menempati dan menggarap lahan tersebut. Namun hingga kini pihaknya masih mencaritahu kebenaran info tersebut dan keberadaan orang hilang.
"Hilangnya mereka terkait Gafatar atau bukan, kami masih mencaritahu. Kami mau menemukannya dulu," tegasnya.
Selain itu, tidak semua orang yang hilang pergi ke Kalimantan. Ada pula yang hilang karena masalah keluarga atau ekonomi.
Sebelumnya, puluhan orang dikabarkan hilang dengan pola yang sama. Mereka izin kepada keluarga hendak mencari kerja di Semarang atau Kalimantan dan meninggalkan semua harta bendanya. Kemudian sesudah pergi, tiba-tiba mereka tidak bisa dihubungi dan putus kontak dengan keluarga.
Mereka yang kehilangan anggota keluarga melapor usai Polda DIY menemukan dokter Rica Tri Handayani di Kalimantan Tengah. Dokter Rica hilang pada akhir Desember. Ia datang dari Lampung ke Yogyakarta untuk menemui suaminya. Sehari setelahnya, dokter Rica menghilang bersama anak balitanya, tanpa pamit suami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)