Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman ketika melayat di rumah duka Sulistyo, di Jalan Karangingas Nomor 8 Tlogosari Kulon, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa 15 Maret 2016.
"Yang sangat membekas dari Pak Sulis adalah sangat konsisten berjuang demi meningkatkan pendidikan nasional, khususnya memperjuangkan guru sebagai elemen penting dalam membangun dunia pendidikan," kata Irman mengenang Anggota DPD RI dari Provinsi Jawa Tengah itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sulistyo meninggal dalam peristiwa korsleting listrik di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta, Senin 14 Maret 2016, sekitar pukul 13.10 WIB. Sulistyo yang juga mantan Rektor IKIP PGRI Semarang (sekarang Upgris) itu, berada di rumah sakit tersebut, untuk terapi oksigen murni (hiperbarik) yang ternyata baru kali pertama dijalaninya.
Salah satu pendiri Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu, lahir di Banjarnegara, 12 Februari 1962 dan wafat pada usia 54 tahun. Dia meninggalkan seorang istri, yakni Halimah, dan dua anak.
Sekitar pukul 11.30 WIB, jenazah Sulistyo yang diterbangkan dari Jakarta menuju Semarang. Jenazah diberangkatkan ke Banjarnegara pukul 12.50 WIB, untuk dimakamkan.
Beberapa pejabat tingkat daerah dan nasional turut mensalatkan Sulistyo di rumah duka dan di masjid samping rumah itu.
Ribuan pelayat datang ke rumah duka di Semarang, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Sekda Pemprov Jateng Sri Puryono, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Ketua Ketua PGRI Jateng Widadi, Rektor Universitas PGRI Semarang Muhdi, para pejabat, dan para tokoh masyarakat Jateng.
"Saya sekitar tujuh tahun, bersama almarhum Bapak Sulistiyo memikirikan pendidikan kita, kesejahteraan guru kita dan peningkatan kemampuan," kata SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)