Pantauan Metrotvnews.com, umat Islam di Yogyakarta mulai memadati Masjid Gedhe sejak pukul 7.00 WIB. Salat Kusuf itu dilaksanakan pukul 7.45 WIB. Jemaah sudah membeludak hingga di luar masjid. Bahkan ada ratusan jamaah yang berada di sela-sela parkiran.
"Jemaah yang datang melebihi yang kami perkirakan," kata Pengurus Dewan Takmir Masjid Gedhe Kauman, Hamid Nurhadi, Rabu (9/3/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengatakan dalam persiapan menyambut GMT, para takmir sempat memperkirakan jemaah tak sebanyak ini. Hal itu berkaca pada GMT yang terjadi pada 1983. Saat itu, kata dia, jemaah yang melaksanakan Salat Gerhana sangat sedikit. Bahkan tidak memenuhi setengah masjid.
"Di tahun itu, untuk jemaah yang datang ke masjid bisa dihitung dengan jari," kata dia.
Salat Gerhana di Masjid Gedhe Kauman dipimpin Ulin Nuha. Sementara, Rinto Anugerah menjadi khatib.
Salah seorang jemaah Salat Gerhana Luqman mengatakan, fenomena gerhana matahari merupakan fenomena alam yang langka. Menurut dia, Salat Gerhana merupakan bentuk syukur atas kebesaran Allah.
"Bukan karena bala atau rasa ketakutan seperti yang ada di mitos masyarakat zaman dulu, tapi ini sebagai cara mensyukuri nikmat Tuhan," kata Luqman, warga Gamping, Sleman, itu.
Hal senada juga disampaikan Febrianto. Ia tak percaya dengan mitos Jawa terkait Gerhana Matahari. Menurut dia, lebih baik mensyukuri peristiwa alam itu dengan Salat Gerhana.
"Itu hanya sebagai cara orang dulu untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya," kata Febrianto.
Selain melaksanakan Salat Gerhana di Masjid Gedhe Kauman, ratusan warga Yogyakarta lainnya menyaksikan proses Gerhana Matahari di Alun-alun Yogyakarta. Mereka bergantian menggunakan teleskop yang disediakan untuk menyaksikan Gerhana Matahari Total. Sementara lainnya menggunakan kacamata khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)