"(Narkoba) ini merusak bangsa, merusak warga, merusak umat. Bahayanya luar biasa. Sabu-sabu, (misalnya), 60 persen menyebabkan gangguan psikotik. Ini PR besar kita," ujar Khofifah saat menyaksikan Deklarasi Laskar Anti Narkoba Muslimat NU di Demak, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dimulai dari keluarga masing-masing, ini akan bisa mencegah intervensi dan godaan dari para pengedar. Para ibu punya peran sangat penting, karena bisa mendeteksi perubahan sikap, perubahan perilaku dari anggota keluarganya yang lain," lanjut Khofifah.
Menurut Khofifah, Muslimat NU menyadari bahaya narkoba bagi masa depan bangsa sejak lama. Pada kongres Muslimat NU 1989, Muslimat NU telah meminta pemerintah melakukan langkah strategis untuk mencegah kemungkinan peredaran narkoba di Indonesia.
"Pada 2015, menurut data BNN, kira-kira uang rakyat untuk belanja narkoba Rp63 triliun. Kalau untuk membangun pesantren se-Pulau Jawa, (jadinya) mewah," katanya.
"Saya ingin setiap ibu-ibu pastikan keluarganya bebas narkoba. Untuk kyai dan nyai, tolong santri dijaga dan dikawal. Karena narkoba ini sekarang apa pun disasar, guru, santri, kyai, TNI, polisi, bupati, DPR, semua disasar," tambah Khofifah.
Khofifah juga menjelaskan, bahwa Muslimat NU tengah giat mendeklarasikan Laskar Anti Narkoba dengan harapan, minimal, 32 juta anggotanya bisa mencegah keluarga mereka jadi korban narkoba.
"Korban narkoba berdasar data nasional, sekarang 5,8 juta. Tiap hari yang meninggal 40-50 orang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)