Penjaga pantai Filipina di Mindanao, 25 September 2015. (AFP/Dennis Jay Santos)
Penjaga pantai Filipina di Mindanao, 25 September 2015. (AFP/Dennis Jay Santos) (iwan purwoko)

Kondisi Bayu dan Sandera Lainnya Sehat

pembajakan
iwan purwoko • 30 Maret 2016 15:16
medcom.id, Klaten: Bayu Okta Viyanto merupakan anak buah kapal yang disandera Kelompok Abu Sayyaf. Keluarganya di Klaten, Jawa Tengah harap-harap cemas atas keselamatan pria yang telah berlayar sejak tiga tahun terakhir itu.
 
Sutomo, 48, Warga Dukuh Miliran, Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Klaten mendapat informasi pembajakan kapal Anand 12 dari PT Patria Maritim. Satu dari sepuluh anak buah kapal yang disandera adalah anak sulungnya, Bayu Okta Viyanto.
 
"Ya saya harap-harap cemas. Semoga Bayu selamat," kata Sutomo saat ditemui kontributor Metro TV di kediamannya, Rabu (30/3/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Sutomo bilang, Bayu telah melayar sejak tiga tahun terakhir. Setiap tahun, anak sulungnya itu selalu pulang kampung. Mendengar kabar ini, tentu saja Sutomo dan keluarganya khawatir.
 
Meski begitu, Sutomo mengaku sedikit tenang. Pasalnya, pihak perusahaan tempat anaknya bekerja meyakinkan kalau kondisi Bayu dan sandera lainnya sehat. Kini, pemerintah Indonesia bersama pemerintah Filipina tengah mengusahakan pembebasan para sandera.
 
"Kata PT-nya begitu. Kondisinya sehat semua. Semoga semua bisa pulang dengan selamat," katanya. 
 
Kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 dibajak pada 28 Maret 2016. Kapal tersebut membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
 
Saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan). Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.
 
Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.
 
Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan. Saat ini  sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang awak kapal masih berada di tangan pembajak, namun belum diketahui persis posisinya.
 
Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal.
 
Kementerian Luar Negeri juga masih terus mengupayakan pembebasan 10 WNI yang disandera. Menlu Retno Marsudi mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi untuk menyelamatkan awak kapal.
 
Polri pun siap membantu Kemenlu membebaskan 10 awak kapal tersebut. Polri saat ini juga tengah berkoordinasi intensif dengan kepolisian Filipina.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif