"Setiap kali datang ke Brebes, Damayanti jarang berkomunikasi dengan pengurus partai," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Bidang Informasi dan Komunikasi, Imam Santoso, saat dihubungi Metrotvnews.com, Kamis 14 Januari.
Dia melanjutkan, persaingan antar calon legislatif pada Pemilu 2014 lalu menjadi penyebab ketidakharmonisan tersebut. Dijelaskan Imam, sebelumnya DWP sudah membangun jaringan dan lobi dengan petinggi partai di Brebes melalui program Mari Sejahterakan Petani (MSP) pada 2011. Lanjut dia, DWP mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI di Dapil Jawa Tengah IX (Brebes, Tegal, Slawi) pada Pemilu Legislatif 2014 bersama Dewi Aryani dan M Prakosa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Damayanti dan M. Prakosa berhasil melenggang ke senayan. Sedangkan Dewi Aryani gagal," ujarnya.
Diketahui, DWP sempat terlibat sebagai Tim Pemenangan Pilkada di Brebes, yakni Bupati Brebes Idza Priyanti terpilih bersama wakilnya Narjo pada 2012 lalu. Meskipun pernah membantu untuk memenangkan pertarungan, Narjo enggan mengomentari penangkapan DWP.
"Saya tidak bisa berkomentar," kata Narjo.
Terkait kasus yang menjerat DWP. Dia diduga telah menerima suap sebanyak tiga kali dengan total 99 ribu dolar Singapura. Uang suap ini diberikan oleh Direktur Utama PT Windhu Tunggal Utama (WTU) Abdul Khoir (AKH).
Dalam proses pemberian suap ini, Abdul memberikan secara berulang kali melalui Julia Prasetyarini (UWI) dan Dessy A. Edwin (DAE), yang merupakan staf dari Damayanti. Suap ini disinyalir terkait pembangunan jalan dari proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)
