Ilustrasi pembalut perempuan
Ilustrasi pembalut perempuan (Patricia Vicka)

Soal Pembalut Berklorin, Praktisi Kesehatan: Sudah Ada Izin, Enggak Berbahaya

kesehatan pembalut berklorin
Patricia Vicka • 09 Juli 2015 11:20
medcom.id, Yogyakarta: Peneliti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menemukan kandungan klorin dalam pembalut yang dijual bebas di Indonesia. Zat itu dianggap berbahaya karena dapat menimbulkan kanker dalam jangka waktu panjang.
 
Praktisi kesehatan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Muhammad Nurhadi Rahman, mengatakan produk pembalut tidak berbahaya selama sudah mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
 
"Tiap produk pembalut itu punya nomor izinnya dari Kemenkes. Kalau Kemenkes sudah mengizinkan mungkin dianggap zat berbahaya masih minim jadi enggak masalah. Enggak berbahaya," ujar praktisi yang akrab disapa Dokter Adi itu pada Metrotvnews.com melalui sambungan telepon pada Rabu (8/7/2015) malam.
 
Ia mengatakan klorin yang menghasilkan zat kimia dioksin dapat memicu terjadinya kanker dalam jangka waktu lama jika digunakan dalam jumlah banyak. Namun ada standar penggunaan klorin dalam pembalut. Standar itu berlaku di semua negara.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia mencontohkan standar maksimal pembalut yang masih dibolehkan oleh WHO (WOrld Health Association) adalah pembalut yang memiliki kadar klorin berdioksi 75 picogram per bulan.
 
"Menurut saya produk pembalut yang sudah lulus dari pengecekan kementerian Kesehatan berarti sudah lolos uji standar tersebut," papar Dosen Fakultas Kedokteran UGM ini.
 
Sebelumnya YLKI merilis 16 produk pembalut tak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung klorin. Zat itu dianggap berpotensi menimbulkan kanker leher rahim, kemandulan, dan keputihan.
 

(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif