Menurut Koordinator JNM, Muhammad Alfuniam, mengatakan penghapusan satu kata itu seolah menghilangkan identitas Keraton Yogyakarta sebagai Kerajaan Islam. Ia menduga ada upaya untuk memisahkan Islam dari kerajaan.
"Kami ingin Sultan membuktikan Keraton Yogyakarta tetap menjadi kerajaan Mataram Islam. Atau membatalkan Sabda Raja," pinta Alfuniam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia mengaku tak ingin ikut campur urusan internal Keraton. Tapi, penghapusan gelar tersebut malah mengusik identitas Keraton Yogyakarta.
Sebelumnya, gelar Raja Keraton Yogyakarta adalah Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa Ing Ngayogyakarta Hadiningrat.
Namun Sri Sultan menyampaikan Sabdarajanya pada awal Mei 2015 yang menyatakan perubahan gelar. Sabdaraja itu menghapus kata Khalifatullah dari gelar tersebut. Sehingga, gelar Raja Sultan berubah menjadi Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Bawono ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ing Mataram Senopati ing Ngalaga Langgenging Bawono Langgeng Langgenging Tata Panatagama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)