Seperti terlihat di lingkungan Setda Kabupaen Sleman. PNS pria memakai busana kejawen jangkep lengkap dengan blankon di kepala saat mengikuti apel pagi. Sementara PNS wanita mengenakan kebaya tradisional dengan rambut dicepol sederhana.
Pemimpin upacara dan pembawa acara menjalankan upacara menggunakan bahasa Jawa. Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Sleman Sunartono mengatakan keistimewaan DIY yang ditetapkan 31 Agustus 2012 perlu diperingati dan digaungkan keistimewaannya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Selama ini masyarakat DIY sudah menunjukkan keistimewaannya dengan menjalankan hidup berdemokrasi yang baik dan damai. Dari segi pelayanan dan penampilan juga harus lebih ditingkatkan," tutur Sunartono, di Kantor Pemkab Sleman, Senin (31/8/2015).
Para PNS Sleman turut menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan seharian ini. Suasana canggung sempat terjadi dalam rapat peluncuran riset dan pemetaan tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu di Aula Lantai III yang diselenggarakan KPU Sleman.
Ketua KPU Sleman Ahmad Sidqi yang berasal dari Jawa Timur belum fasih berbahasa Jawa. Sehingga, rapat berjalan dengan dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Suasana adat Jawa juga terlihat di lingkungan PNS di Kompleks Kepatihan (kantor gubernur) Yogyakarta. PNS pria dan wanita turut menggunakan baju adat jawa dan menggunakan bahasa Jawa dalam rapat keseharian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
