Kedua bongkahan batu candi tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-8 dan berusia sama dengan Candi Prambanan.
"Saya perkirakan usia candi seumuran dengan candi Prambanan," ujar kepala Pokja Pengamanan, Penyelamatan dan Sonasi, Balai Pelestarias Cagar Budaya Yogyakarta, Muhammad Taufik, di Yogyakarta, Selasa (2/6/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun ia belum bisa memprediksi jenis candi yang ditemukan tersebut. "Kami belum bisa pastikan apakah ini Candi Hindu atau Candi Budha. Masih harus diselidiki lagi," tuturnya.
Menurutnya, kedua batu tersebut memiliki bentuk yang unik. Batu pertama berbentuk kala (raksasa), sedangkan satu lagi berbentuk artefik.
"Keduanya memiliki arti dan fungsi tersendiri. Batu berbentuk kala biasa terdapat pada atas gapura pintu masuk atau di tengah Relief. Dipercaya bisa menghilangkan dosa orang yang masuk ke dalam gapura. Karena dosanya dimakan sama kala (raksasa)," terangnya.
Sedangkan batu Antefik biasa terdapat di sudut atas atau di sisi pagar candi. "Fungsinya sebagai hiasan pada dinding candi," ujar Taufik.
Kedua batu akan segera diteliti untuk menentukan asal-usul candi serta umur candi tersebut. "Foto-foto batuan candi tersebut akan saya bawa dan teliti bersama tim yang terdiri dari pakar budaya dan cagar alam," tutupnya.
Dua bongkahan besar batu candi ditemukan seorang warga Sleman, Tri, sebulan yang lalu. Ia menemukan batu candi dari laporan salah seorang pembajak sawah yang trakstornya tak sengaja menabrak batu tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
