Anggota Korps Sukarela (KSR) PMI Unit Universitas Negeri Padang (UNP), mengampanyekan antidiskriminasi Orang dengan HIV/Aids (ODHA) melalui body painting, di Padang, Sumbar. (Ant/Iggoy el Fitra)
Anggota Korps Sukarela (KSR) PMI Unit Universitas Negeri Padang (UNP), mengampanyekan antidiskriminasi Orang dengan HIV/Aids (ODHA) melalui body painting, di Padang, Sumbar. (Ant/Iggoy el Fitra) (Rhobi Shani)

Dua Bulan Stok Lamivudine di Dinkes Kosong, ODHA Terpaksa Beli di Apotek

aids
Rhobi Shani • 18 Mei 2016 09:45
medcom.id, Pati: Stok salah satu jenis obat untuk orang dengan HIV/AIDS (Odha) kosong. Kondisi yang terjadi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu telah berlangsung sejak dua bulan lalu. Para Odha harus menebus obat di apotek.
 
Koordinator Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Rumah Matahari, Ari Subekti, menyampaikan, satu jenis obat yang kosong tersebut yaitu, Lamivudine. Obat ini biasanya dapat diambil secara cuma-cuma oleh Odha. Lantaran, tidak ada di Dinas Kesehatan setempat, Odha terpaksa membeli di apotek.
 
“Setiap bulan Dinas Kesehatan biasanya menyediakan obat itu gratis. Kemudian Odha bisa mengambilnya di Kelompok Dukungan Sebaya,” ujar Ari, Rabu (18/5/2016).
 
Untuk mendapatkan obat tersebut, Ari melanjutkan, Odha harus membeli di apotek seharga Rp149 ribu. Jika obat tersebut tidak dikonsumsi, sistem imun dalam tubuh Odha akan menurun. Akibatnya, beragam jenis penyakit mudah menyerang.
 
“Obat itu juga harus dikonsumsi dengan dua jenis obat lainnya,” kata Ari.
 
Ari mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Pati. Namun, hingga kini belum membuahkan hasil.
 
“Seharusnya pemerintah dapat memberikan pelayanan termasuk dalam penyediaan obat. Kalau harus membeli sendiri kasihan mereka,” ucap Ari.
 
KPA Pati tidak terlalu mengambil pusing berkait ketiadaan salah satu jenis obat untuk pasien HIV/AIDS. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada Dinas Kesehatan.
 
“Permasalahan itu sudah kami rapatkan, selanjutnya tinggal tindak lanjut dari Dinkes,” ujar Wakil Ketua Harian KPA Pati, Pujo Winarno.
 
Pekan lalu, KPA bersama Dinkes, RSUD RAA Soewondo, dan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Rumah Matahari duduk bersama. Kesempatan itu untuk membicarakan kekosongan obat.
 
Dari pertemuan itu, muncul alternatif solusi. Yaitu, selama menunggu pengiriman obat dari Kementerian Kesehatan, Pemkab Pati melalui Dinkes akan membelikan obat antiretroviral virus (ARV).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif